BACA JUGA:Ngeri! Ini Dampak akibat Gempa Megathrust di Indonesia, Picu Tsunami hingga Gangguan Ekonomi
Meski begitu, BMKG akan selalu siap memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat serta akurat.
BMKG terus melakukan upaya mitigasi dan edukasi.
Sistem peringatan dini tsunami atau Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) juga terus ditingkatkan untuk memberikan peringatan lebih cepat dan akurat jika terjadi gempa megathrust di Indonesia.
Pasalnya, BMKG menilai system InaTEWS masih menjadi andalan untuk mendeteksi potensi bahaya gempa yang ditimbulkan jika terjadi aktivitas dari zona megathrust segmen Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
InaTEWS merupakan satu-satunya sistem peringatan dini tsunami yang berlaku di Indonesia dan seluruh wilayah di Indonesia wajib menggunakannya.
BACA JUGA:Prediksi Gempa Megathrust di Indonesia, Ini Mitigasi Bencana yang Perlu Disiapkan!
Dikutip dari Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami, InaTEWS memiliki dua sistem pemantauan, yakni:
Sistem pemantauan darat yang terdiri atas jaringan seismometer dan GPS
Sistem pemantauan laut yang terdiri atas tide gauges, buoy, CCTV, radar tsunami, dan kabel bawah laut. BMKG menerima data yang dikirim melalui sistem komunikasi yang berbasis satelit.
Daryono menyampaikan InaTEWS memungkinkan proses monitoring, prosesing, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami semakin cepat serta akurat.
Lantaran sensor-sensor system InaTEWS di berbagai titik strategis, baik di darat maupun di laut.
BACA JUGA:Gawat! Ada 16 Titik Megathrust Mengelilingi Indonesia, BMKG: Tinggal Menunggu Waktu
Selain itu, InaTEWS juga dapat menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia karena sudah terintegrasi antar-instansi.
Sehingga, pemanfaatan InaTEWS dinilai cukup efektif untuk membantu dalam memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona megathrust luar wilayah Indonesia.
Cara Kerja InaTEWS