Pimpin Kontingen Olimpiade, Anindya Bakrie Merasa Lebih Hebat daripada Ical

Jumat 16-08-2024,05:00 WIB
Reporter : Tomy Gutomo
Editor : Tomy Gutomo

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kiasan itu tepat untuk menggambarkan Aburizal Bakrie dan anaknya, Anindya Bakrie. Ini kaitannya dengan Olimpiade. Bapak-Anak ini sama-sama pernah memimpin kontingen Indonesia pada Olimpiade. 

Anindya Bakrie adalah chef de mission (CdM) kontingen Indonesia dalam Olimpiade 2024 di Paris. Sedangkan Ical –sapaan Aburizal Bakrie– adalah manajer tim Indonesia dalam Olimpiade 1992 di Barcelona. Keduanya sama-sama mempersembahkan dua emas bagi Indonesia.

Waktu mendapat amanah sebagai CdM, Anindya meminta restu kepada Ical. "Ngapain You nambah kerjaan?" ujar Anindya menirukan respons Ical saat itu. Cerita ini disampaikan Anindya saat menjadi tamu podcast Dahlan Iskan, Energi Disway, di kantor Disway National Network (DNN) di Equity Tower, SCBD, Jakarta, Kamis malam 15 Agustus 2024.

"Dulu (1992) dapat 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu," kata Ical ditirukan Anindya. "Wah ini internal competition. Tapi positif lah," sambung lulusan Stanford Graduate School of Business itu.

BACA JUGA:Raih Medali Emas di Olimpiade Paris 2024, Rizki Juniansyah Dapat Bonus dari Visa

BACA JUGA:Jelang 68 Hari Pemerintahannya Berakhir, Jokowi Beri Bonus Atlet Olimpiade Paris 2024

Pada 1992, emas Indonesia dipersembahkan oleh Susy Susanti dan Alan Budikusuma dari cabor bulu tangkis. Sedangkan perak dipersembahkan Ardy B. Wiranata dan Eddy Hartono/Rudy Gunawan. Sedangkan perunggu diraih Hermawan Susanto. Semuanya cari cabor bulu tangkis.

Tantangan sang ayah itulah yang memotivasi Anindya saat memimpin kontingen Indonesia. Ia bertekad mengalahkan sang rekor Indonesia saat kontngen Olimpiade dipmpin Ical. Selama di Paris, setiap hari ia mengunjungi para atlet di Athlete Village. Biasanya saat makan malam. Ia tidak bosan memotivasi para atlet. 

"Saya sering katakan kepada atlet bahwa kita tidur dan makan di tempat yang sama dengan atlet lain. Harus percaya diri. Jangan merasa kalah sebelum bertanding," kata Anindya.


Anindya Bakrie menyerahkan cindera mata kepada Dahlan Iskan . -Tomy Gutomo-Harian Disway-

Deg-degan juga Anindya menanti emas dari para atlet. Bayangkan setelah pembukaan Olimpiade pada 26 Juli, emas bagi Indonesia baru bisa diraih pada 8 Agustus 2024. Tiga hari sebelum penutupan. Langsung dua emas. 

Indonesia mendapat tiga medali. Dua emas dan 1 perunggu. Emas dipersembahkan Veddriq Leonardo dari cabor panjat tebing dan Rizki Juniansyah dari cabor angkat besi. Sedangkan perunggu diraih Gregoria Mariska Tunjung dari cabor buku tangkis. 

BACA JUGA:Raih Medali Emas di Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo Kini Targetkan Olimpiade Los Angeles

BACA JUGA:Antar Kontigen Olimpiade Paris 2024, Transjakarta Siapkan Bus Tingkat Design Khusus Menuju Istana Presiden

Jadi lebih hebat siapa antara Anindya dan Ical? Secara jumlah medali memang pada 1992 lebih banyak. Ada 5 medali. Sekarang hanya 3 medali. "Tapi dulu semuanya bulu tangkis. Sekarang ada panjat tebing, angkat besi, dan bulu tangkis. Jadi ya lebih baik tahun ini dari sisi pembinaan," kata Anindya lantas tertawa.

Kategori :