"Adapun untuk kerja sama pemanfaatan aset berupa sarana, KAI menyediakan kereta makan, kereta wisata, entertainment on board, mesin perawatan jalan rel dan prasarana penunjang, serta Jasa Balai Yasa/Dipo,” terang Anne Minggu 1 September 2024.
Sementara untuk pemanfaatan ROW atau aset KAI yang berada di sepanjang jalur kereta api aktif, Anne mengatakan KAI bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan aset tersebut seperti untuk penanaman fiber optik, pipa air, pipa gas, dan pipa minyak.
BACA JUGA:KPK Dalami Proses Pengajuan hingga Pengelolaan Dana pada 65 Saksi terkait Dana Hibah Pokmas Jatim
BACA JUGA:15 Kampus Dapat Potongan Harga Tiket Kereta dari KAI, Mulai Civitas Hingga Alumni
Sedangkan untuk Non ROW atau aset KAI yang berada di luar wilayah stasiun dan ROW, aset-aset KAI dapat dimanfaatkan sebagai kantor, rumah makan, parkir, dan sebagainya.
“Aset KAI lainnya yang dapat dikerjasamakan pemanfaatannya berupa museum, bangunan bersejarah, wifi (advertising slot), kegiatan shooting/pemotretan, event/activation, serta naming rights stasiun untuk memberikan kesempatan kepada mitra yang ingin membranding stasiun yang KAI kelola dengan brand atau produknya,” tambah Anne.
Ia juga mengatakan hampir seluruh aset KAI dapat dimanfaatkan masyarakat dengan skema kerja sama.
BACA JUGA:KA Menoreh Bakal Gunakan Rangkaian New Generation Versi Modifikasi Mulai 1 September 2024
BACA JUGA:Lokasi Bebas Coret Tembok di Depok Disiapkan KAI: Ajang Kreatif Bagi Seniman Mural
“Pada prinsipnya pemanfaatan aset dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu operasional kereta api dan tidak mengubah status kepemilikan pada aset yang dimanfaatkan.
"Inovasi terus dilakukan KAI di sektor Komersialisasi Non Angkutan. Di kawasan stasiun, KAI melakukan digitalisasi baik media informasi maupun iklan. Tenant-tenant di stasiun juga KAI rapikan untuk meningkatkan nilai estetika dan kebermanfaatan stasiun termasuk ruang untuk UMKM-UMKM,” tutup Anne.