JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) resmi membuka kelas vokasi industri tingkat internasional di Jepang.
Pembukaan kelas ini seiring upaya Kemenperin memoles potensi serta kualitas skill yang dimiliki oleh para sumber daya manusia (SDM) industri.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrohan, mengungkapkan, pembukaan kelas vokasi di Jepang juga merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BPSDMI Kemenperin dengan dua mitra industri di Jepang, yaitu Morimitsu Industri Co, LTD dan Asia Africa Research Consulting and Investment (AAI) Co.
BACA JUGA:Persiapkan Era Digital, Kampus Vokasi Kemenperin Mulai Terapkan Kurikulum 4.0
"Mulai 24 September 2024, mereka akan berkuliah untuk meningkatkan kompetensi bahasa dan budaya Jepang, kompetensi desain, kompetensi pengelasan yang setara dengan program D4. Setelah training satu tahun, mereka langsung kontrak kerja selama empat tahun di Jepang dan mendapatkan sertifikat kompetensi standar Jepang," ujar Masrohan dalam keterangan resminya pada Selasa 11 September 2024.
Melanjutkan, Masrohan menjelaskan bahwa nantinya sekitar 18 dari 40 siswa tersebut dikirim ke Jepang terlebih dahulu selama satu bulan untuk diperkenalkan teknologi yang sesuai standar Jepang.
Selain itu, akan ada pula pelatihan untuk dosen selama satu bulan, sekaligus melakukan diskusi terkait penguatan kurikulum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Masrokhan optimistis, BPSDMI Kemenperin melalui unit pendidikannya, yaitu Politeknik ATI Makassar mampu menyediakan SDM industri bagi kedua perusahaan mitra melalui program magang, khususnya di bidang pengelasan.
BACA JUGA:Luncurkan Gelaran Industrial Festival 2024, Kemenperin Akan Hadirkan Tiga Tema Berbeda
"Selama ini, untuk mencetak SDM industri unggul, kami memiliki sejumlah unit pendidikan vokasi industri vokasi yang spesialisasinya di sektor Industri, meliputi 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, dan sembilan SMK. Unit pendidikan tersebut memiliki daya serap yang tinggi di industri," jelas Masrohan.
Sementara itu menurut Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri, kerja sama yang dijalin ini merupakan wujud nyata implementasi kurikulum dual system yang dijalankan Politeknik ATI Makassar.
Artinya, mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga langsung praktik di industri selama dua semester.
"Salah satu kompetensi mahasiswa kami yang dilirik perusahaan di Jepang adalah bidang welding atau pengelasan, karena terbatasnya tenaga welder di Jepang, khususnya di industri perkapalan. Ini adalah kesempatan yang baik bagi mahasiswa kami untuk memenuhi kebutuhan tersebut," jelas Basri.