BACA JUGA:Terungkap! Puput Novel Meninggal Karena Punya Penyakit Kanker, Diungkap Vonny Cornellya
Program pelatihan ini berkolaborasi dengan American Cancer Society: Building Expertise, Advocacy, and Capacity for Oncology Navigation (ACS BEACON) sehingga sebanyak 50 peserta mengembangkan keahlian dalam navigasi kanker serta mengadvokasi pasien untuk mencapai perawatan yang lebih baik.
Selain itu juga meningkatkan kapasitas dalam sistem perawatan kesehatan untuk memastikan pasien menerima perawatan yang tepat waktu dan terkoordinasi.
Sebanyak 16 modul dari ACS ditambah muatan lokal, seperti dasar-dasar kanker, pendekatan tatalaksana terapi kanker kanker dari segi bedah, sistemik, maupun radiasi, dan terapi pendukung seperti gizi, rehabilitasi medik, paliatif, kemampuan berkomunikasi dan juga Basic Life Support, emergency drill, dan back to work bagi pasien kanker.
Lebih lanjut, mereka akan bertugas secara tersebar di beberapa rumah sakit sebagai relawan atau pekerja sosial.
Arif Rahman Sadad, Sp.KF(K), MSi.Med, SH, DHM selaku Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan agar program ini dapat terus berlanjut dan menyebarluaskan praktik patient navigator tersertifikasi ini ke seluruh Indonesia.
"Kita akan menyebarluaskan ke seluruh Indonesia terutama untuk pasien-pasien kanker agar pasien kanker tidak alergi lagi dalam menerima informasi, tidak denial atau menolak lagi dalam menerima kondisi penyakitnya," tutur Arif ketika ditemui di RSCM Jakarta, 13 September 2024.
BACA JUGA:Suami Melaney Ricardo Jalani Operasi Benjolan di Kepala: Puji Tuhan Bukan Kanker
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes Kemenkes) Azhar Jaya menegaskan pentingnya peran patient navigator ini.
Di mana, patient navigator akan memberikan informasi lengkap serta memandu pasien untuk mendapatkan gambaran dan alur untuk berobat.
"Ini penting, supaya jangan kalau orang sudah diagnosis kanker terus larinya ke alternatif. Ini semakin lama dia berobat maka ini akan menyebabkan kankernya berkembang ke yang lebih buruk lagi, sehingga lebih susah lagi disembuhkan," tuturnya.
Pihaknya juga berupaya untuk mempercepat pemberdayaan patient navigator ini agar bisa diterapkan di beberapa daerah lagi.
"Kita berusaha untuk mempercepat ini ke beberapa daerah, yang jelas harus segera di-replicated karena penderita kanker tidak hanya di Jakarta. Insyaallah ke beberapa kota. Jadi kita akan replicated segera karena pemerintah punya program pengampuan-pengampuan, dalam hal ini pengampuan patient navigator," pungkasnya.