"Nah, kemudian tiba-tiba datang pak Arif Rahman dan orang-orangnya kurang lebih informasi yang disampaikan itu 50 orang, datang ke sana lalu ikut nimbrung dalam pertemuan itu. Itu ada di video. Buktinya ada di video, mungkin bisa dikroscek ke cctv di gedung. Itu jelas sekali bahwa bang Umar tampil di situ sebagai pihak yang mencoba untuk mencari solusi atau jalan tengah antara pihak sekuriti dan pengelola gedung. Dan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah Kadin, bang Umar sama sekali tidak ada hubungan dengan masalah kadin maupun organisasi lain," ucapnya.
"Bang Umar itu tidak kenal dengan sekjen Arif Rahman ini kalau beliau kenal kan pasti komunikasinya baik selama ini kan beliau komunikasi dengan teman-teman ormas sangat baik, saya mengklarifikasi lagi bahwa apa yang disampaikan Arif Rahman di media sosial atau media elektronik bahwa beliau dipukul oleh Umar Kei, saya tegaskan bahwa itu hoaks. Kita hargai apa yang disampaikan beliau, itu hak nanti tinggal berproses secara hukum. Tapi saya tegaskan itu hoaks, bang Umar tidak sedikitpun menyentuh beliau. Adapun insiden ribut salah paham itu normal saja tapi kalau di media bahwa bang Umar menganiaya beliau saya berani pastikan bahwa itu tidak benar adanya," tambahnya.
Dijelaskannya, kemudian Arif Rahman menyuruh anak buahnya diduga mengambil senjata tajam jenis parang.
"Informasi yang disampaikan saksi saksi bahwa pak Arif Rahman menyuruh anak buahnya untuk memanggil teman temannya yang dibawa pak Arif sekitar 50 orang itu untuk masuk. ‘Suruh anak anak masuk bawa parang’ disitulah terjadi keributan boleh lihat video yang beredar di media sosial itu kan bang Umar dan temen teman kurang lebih 12-15 orang sementara orang-orang yang dibawa pak Arif di lantai 3 itu sekitar 50 orang dan bawa sajam," jelasnya.
BACA JUGA:Kuasa Hukum Kadin Indonesia Sebut Munaslub Sabtu Kemarin Ilegal dan Tidak Sah
"Buktinya, korban ini ketika orang-orang Pak Arif Rahman mendobrak pintu dan terbuka, beliau ini mau dipotong, dia sempat menangkap parang lalu saling tarik-tarikan. Ini tangannya luka, karena tajamnya parang. Lalu, sambil memegang parang, orang-orang Pak Arif Rahman memukul dia. Jadi, makanya ada memar di sini, di kaki. Jadi, itu kejadiannya," lanjutnya.
Sebelumnya, pihak Arif Rahman melaporkan Umar Kei ke Polda Metro Jaya semalam 17 September 2024 terkait dugaan pengeroyokan.
Staf Khusus Arsjad Rasjid, Arif Rahman mengatakan dugaan pengeroyokan itu terjadi di Menara Kadin.
"Iya betul. Semalam. Pengeroyokan sebenarnya. Jadi, di Gedung Menara Kadin," katanya kepada awak media, Rabu 18 September 2024.
Diungkapkannya, pengeroyokan terjadi awalnya saat Arsjad Rasjid menugaskan tiga stafnya untuk mengecek kantornya dan membawa bukti bahwa pihaknya menyewa Menara Kadin.
"Jadi, kronologinya itu saya ini kan sebagai Staf Khusus Ketua Umum Kadin Pak Arsjad Rasjid. Jadi, Pak Arsjad Rasjid menugaskan kepada kami tiga, ada staf khusus, untuk mengecek kantor, dan kami membawa bukti bahwa kami menyewa dengan pengelola gedung Menara Kadin. Di sana ternyata sudah ada beberapa orang yang tidak kami kenal," ungkapnya.
"Mungkin kurang lebih 50 orang atau 100 orang. Ternyata, di situ ada saudara Umar Kei, salah satunya. Dia sedang mem-breafing sekuriti kami yang ada di sana. Kan enggak ada urusannya dong, dia siapa, akhirnya saya telepon saudara Taufan yang dari pihak Anin. Memang beliau ada di lantai 29. Akhirnya turun dengan saya," lanjutnya.