"Iya betul. Semalam. Pengeroyokan sebenarnya. Jadi, di Gedung Menara Kadin," katanya kepada awak media, Rabu 18 September 2024.
BACA JUGA:Aprilia Racing Kenalkan Sponsor Baru di Peluncuran Aprilia RSV4 X ex3ma
BACA JUGA:Keji! Ibu di Medan Cambuk Anak hingga Babak Belur karena Stiker Hilang
Diungkapkannya, pengeroyokan terjadi awalnya saat Arsjad Rasjid menugaskan tiga stafnya untuk mengecek kantornya dan membawa bukti bahwa pihaknya menyewa Menara Kadin.
"Jadi, kronologinya itu saya ini kan sebagai Staf Khusus Ketua Umum Kadin Pak Arsjad Rasjid. Jadi, Pak Arsjad Rasjid menugaskan kepada kami tiga, ada staf khusus, untuk mengecek kantor, dan kami membawa bukti bahwa kami menyewa dengan pengelola gedung Menara Kadin. Di sana ternyata sudah ada beberapa orang yang tidak kami kenal," ungkapnya.
"Mungkin kurang lebih 50 orang atau 100 orang. Ternyata, di situ ada saudara Umar Kei, salah satunya. Dia sedang mem-breafing sekuriti kami yang ada di sana. Kan enggak ada urusannya dong, dia siapa, akhirnya saya telepon saudara Taufan yang dari pihak Anin. Memang beliau ada di lantai 29. Akhirnya turun dengan saya," lanjutnya.
BACA JUGA:Pengedar Narkoba Vs Polisi dan TNI di Kemayoran, Pelaku Utama Berhasil Kabur
BACA JUGA:Intip Keseruan Turing Komunitas Jurnalis NMAX ke Maxi Yamaha Day Bandung 2024
Kemudian, dirinya bersama Taufan akhirnya pindah ke ruang pertemuan.
"Akhirnya kita bergeser dari aula yang tempat kami berkumpul 50 orang itu ke tempat rapat meeting. Jadi, di situ kita bicara, kita menyampaikan, dan Pak Umar Kei juga terlibat di situ," ujarnya.
"Terakhir saya menyampaikan bahwa ini adalah urusan Kadin. Saya bilang dengan Pak Taufan, saya sampaikan ke Pak Taufan, 'Pak Taufan kan versi Munaslub Pak Anin, saya versi Pak Arsjad Rasjid, dan kita berpedoman kepada Keppres tentang pengangkatan Ketua Kadin," paparnya.
"Jadi, kami merasa, kami berhak di sini, dan di sini kami menyewa, bukan kantor orang lain. Kami atas nama Pak Arsjad, Direktur Eksekutif Hotasi Nababan, dan ada tanda bukti kontrak sewa menyewa dengan pengelola gedung".
"Artinya ini kan kantor kami, dan kami berpedoman pada Keppres. Saat ini, Keppres masih atas nama Bapak Arsjad Rasjid', saya bilang kayak gitu. 'Jadi, kalau nanti Bung Taufan ada di pihak Anin, kalau Keppres keluar, saya juga akan keluar', saya bilang kayak gitu. Jadi, saat ini Keppres di siapa, masih Pak Arsjad bung Taufan'. Berarti kan saya bisa berkantor," tambahnya.