CEO Muzz, Shahzad Younas, memandang bahwa Muzz harus jadi sebuah app.
Dikerjakan selama 6 bulan di ruang tidur Shahzad sendiri, aplikasi Muzz diluncurkan pada tahun 2015. Muzz menjadi aplikasi pernikahan Muslim pertama yang hadir di platform Apple dan Android.
Muzz menjadi aplikasi Muslim-centric pertama yang mendapatkan pendanaan dari Y Combinator pada musim panas 2017. Y Combinator adalah akselerator startup bergengsi dari Silicon Valley yang telah berinvestasi di sejumlah nama besar seperti Airbnb, Dropbox dan Stripe.
Ada lebih dari 500 ribu pernikahan yang terwujud berkat Muzz. Pernikahan pasangan Muzz yang pertama berlangsung di Uganda, yang mempertemukan satu-satunya pengguna pria dengan satu-satunya pengguna wanita di negara tersebut.
Saat ini Muzz telah memiliki lebih dari 12 juta pengguna di seluruh dunia. Tim Muzz sendiri saat ini memiliki lebih dari 150 karyawan yang bekerja di banyak negara seperti Inggris Raya, Prancis, Jerman, Maroko, Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Pakistan, Malaysia dan Indonesia.
Tidak hanya mempertemukan para Muslim yang tengah mencari jodoh, Muzz juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan amal. Bekerja sama dengan para pengguna, Muzz telah mengumpulkan lebih dari $1,2 juta (Rp18,4 miliar) untuk berbagai proyek seperti membantu perempuan di Niger dan Sudan, membuka sekolah di Pakistan, membantu korban gempa di Turki, klinik bergerak di Palestina dan klinik kesehatan di Yaman.
Di Indonesia, Muzz tercatat telah memiliki sekitar lebih dari 500 ribu pengguna.
BACA JUGA:Kiky Saputri Kecewa Ayu Ting Ting Gagal Nikah, Doakan Dapat Jodoh yang Terbaik
"Sejumlah pasangan yang menikah berkat bertemu di Muzz telah kami tampilkan di medium foto dan video di media sosial kami di Instagram, Tiktok, X dan Youtube. Pasangan-pasangan tersebut tidak hanya antara orang Indonesia dengan orang luar, tetapi juga sesama orang Indonesia," katanya secara virtual.
Shahzad datang dari keluarga imigran Pakistan di Manchester, Inggris. Ia lulus dari jurusan Computer Science di University of Manchester tahun 2005.
Setelah Muzz meluncurkan aplikasi, pada tahun 2015 Shahzad melakukan marketing secara gerilya, yakni dengan membagi-bagikan kartu untuk mengunduh Muzz di berbagai masjid di Inggris usai salat Jumat. Ia juga rutin menghadiri berbagai event yang diselenggarakan umat Muslim dan menyelipkan kartu-kartu promosi tersebut di kaca mobil para pengunjung.