JAKARTA, DISWAY.ID-- Ketua Panitia HUT Perkumpulan Agen Asuransi (PAAI) ke-8 Herold menyoroti dua tantangan utama sebagai agen asuransi.
Pertama ialah praktik poaching atau perekrutan agen secara tidak sehat, dan repricing atau penyesuaian premi akibat inflasi biaya medis.
BACA JUGA:PAAI: Banyak Masyarakat Usia Produktif Belum Diberi Perlindungan Asuransi
BACA JUGA:Profesi Agen Asuransi Sering Dipandang Sebelah Mata, Ketua PAAI: Mereka Membantu Negara Bayar Pajak
"Praktik poaching di mana agen pindah perusahaan karena tawaran kompensasi yang lebih tinggi berpotensi menciptakan ketidakstabilan di industri dan menghambat perkembangan agen secara berkelanjutan," katanya di Menara Batavia, Jakarta Pusat Kamis 10 Oktober 2024.
"Soal kualitas, banyak agen asuransi yang belum memenuhi standar kualitas dalam pengetahuan produk, etika pelayanan, dan kemampuan berkomunikasi," tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Herold, tantangan lain yang dihadapi adalah inflasi biaya medis, yang menyebabkan kenaikan premi asuransi kesehatan.
BACA JUGA:Pentingnya Perlindungan Finansial dari Risiko Gagal Bayar Kredit Asuransi
BACA JUGA:PT Asuransi Ramayana Salurkan Zakat Perusahaan Melalui Baznas
"Biaya medis yang semakin mahal, perkembangan teknologi rumah sakit, serta kenaikan harga obat membuat perusahaan asuransi harus menyesuaikan premi," tuturnya.
Selain itu kata Herold, over-utilization di beberapa rumah sakit, di mana tindakan medis yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, juga menambah beban biaya medis.
"Ini berdampak pada peningkatan rasio klaim yang signifikan di perusahaan asuransi, sehingga premi harus disesuaikan," tukasnya.
"Ditambahkannya, ini tentu mempengaruhi daya beli dan minat masyarakat terhadap produk asuransi, dan agen harus mampu menjelaskan penyesuaian ini dengan bijak kepada nasabah," tandas Herold.
Lebih lanjut Herold mengungkapkan, masih banyak pandangan negatif terhadap profesi agen asuransi, yang sering kali dianggap sebelah mata.
BACA JUGA:Indonesia Dilanda Inflasi Kesehatan Perusahaan Asuransi Kelimpungan