BACA JUGA:Digandeng Hydroplus, Dion Wiyoko Ternyata Gemar Minum Minuman Isotonik
Jadi, saat Astuti mencoba melawan, Benget semakin brutal dalam perlakuannya. Ia bahkan menyiksa Astuti dengan cara yang kejam, menuduh bahwa Astuti berselingkuh padahal sebenarnya itu adalah tuduhan palsu. Akibat dari penyiksaan yang dialami, Astuti pun meninggal dunia karena luka-luka yang dideritanya.
Setelah kematian Astuti, Benget memutilasi tubuhnya dan menyimpannya dalam berbagai wadah plastik di dalam kulkas kedainya. Benget dan Tini juga membuang potongan tubuh Astuti di berbagai tempat di sepanjang jalan tol Cikampek, serta menghidangkan daging Astuti sebagai bagian dari hidangan soto mereka tanpa memberitahu bahwa itu adalah daging manusia.
Kejahatan Benget dan Tini terbongkar setelah adanya laporan dari saksi mata yang melihat mobil angkot merah yang mencurigakan. Mereka berhenti di berbagai tempat dan membuang wadah plastik berisi tubuh Astuti. Setelah penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, Benget dan Tini akhirnya ditangkap.
Sumber Artikel:
SOTO DAGING MANUSIA DI TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN
— mwv.mystic (@mwv_mystic) October 14, 2024
a thread pic.twitter.com/JTpENg3sLu
Benget mengakui semua perbuatannya, termasuk menghidangkan daging manusia kepada rekan-rekannya. Mereka dihukum atas pembunuhan berencana, dengan Benget divonis hukuman mati dan Tini divonis 14 tahun penjara.
BACA JUGA:Cara Membuat Soto Ayam Segar Buat Pemula, Cocok Dimakan Saat Hujan
Akan tetapi pada tanggal 3 November 2013, Benget meninggal dunia karena sakit TBC (tuberkulosis) akut selama persidangan. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua tentang pentingnya menjaga nilai-nilai kehidupan dan menjauhi tindakan kekerasan dalam segala bentuknya.