JAKARTA, DISWAY.ID - Menjelang pelantikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, geliat pasar IHSG optimistis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses ditutup dengan mencatatkan penguatan sebesar 1,13 persen atau 86,1 poin poin ke level 7,735,04.
Sementara itu pada perdagangan saham Kamis pekan ini, transaksi saham juga sukses mencapai nilai Rp 924 miliar, dengan frekuensi yang terjadi yang terjadi sebanyak 121.340 kali.
BACA JUGA:IHSG Sempat Merah di Tengah Sentimen Politik, Siang Hari Ini Kembali Hijau
Ditambah pada perdagangan Senin 14 Oktober 2024 kemarin, IHSG juga menguat 0,52 persen atau 39,05 poin. Laju IHSG juga sukses bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa, 15 Oktober 2024.
"Ini berkaitan langsung dari pasar obligasi pemerintah. Dengan mudah mengerucut, itu jadi positive surprise," ujar Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, dalam keterangan resminya pada Kamis 17 Oktober 2024.
BACA JUGA:IHSG Terpantau Loyo Imbas Demo di Gedung DPR
Sebelumnya, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina juga mengungkapkan bahwa sentimen pasar dan IHSG juga akan lebih tidak stabil menjelang pelantikan.
"Pasar akan mencermati nama-nama Menteri, serta gosip-gosipnya," ujar Martha dalam keterangannya, dikutip pada Jumat 18 oktober 2024.
BACA JUGA:IHSG Bergerak Menguat Ditengah Demo di Gedung DPR, Investor Asing Ramai Borong Saham
Dilansir dari data RTI, mayoritas sektor saham yang dipimpin sektor saham basic juga menghijau.
Dimana sektor saham basic melonjak 2,75 persen, sektor saham energi mendaki 1,31 persen, dan sektor saham industri bertambah 0,72 persen.
BACA JUGA:IHSG Menguat Hingga Dekati 6.900, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini Menurut Analis
Selain itu, Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 dan 2025 nanti akan berada di atas angka 5 persen.
Tidak hanya itu, faktor-faktor lain seperti konflik Timur Tengah juga diperkirakan tidak akan berpengaruh terhadap laju penguatan Rupiah. Hal ini terbukti dari data ekonomi AS yang dinilai cukup positif dan stabil.