Brand yang telah dikenal dan dipercaya konsumen akan dengan sendirinya mendatangkan keuntungan material.
BACA JUGA:Katalog Promo JSM Alfamidi 25-27 Oktober 2024, Sabun Cuci Piring Cuma Rp7 Ribuan
Sebaliknya, brand yang hanya berfokus pada angka atau nilai material cenderung akan meredup dan kehilangan daya tariknya dalam jangka panjang.
"Branding adalah pintu pembuka untuk pertumbuhan bisnis. Saya ingin konsumen mengasosiasikan madu dengan Al-Mubarokah," tutur Ika.
Selain itu, Ika juga menambahkan bahwa penting untuk mengidentifikasi keunikan atau unique selling point (USP) dari produk yang dijual.
Hal ini dilakukan untuk dapat menarik perhatian konsumen ditengah-tengah persaingan pasar yang semakin sengit.
BACA JUGA:Saham Unilever Anjlok Pada Kuartal III-2024, Ekonom Ungkap Penyebabnya
BACA JUGA:Anak Perusahaan PLN Buka Lowongan Kerja Banyak Posisi Oktober 2024, Penempatan di 3 Wilayah Ini
Al-Mubarokah Herbal, misalnya, tetap mampu mempertahankan posisinya di mata konsumen di tengah maraknya penjual madu di marketplace.
Hal ini, ungkap Ika, tak terlepas dari beberapa USP yang ditawarkan produk-produknya.
"Harga kompetitif yang mengakomodasi berbagai kalangan, sertifikasi yang lengkap, hingga produksi mandiri dengan quality control ketat," jelas Ika.
Selain itu, Ika, yang juga sering menjadi mentor untuk banyak penjual baru di Lazada, menyoroti beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan penjual pemula, seperti terlalu banyak menggunakan uang tanpa perhitungan matang, mengikuti tren produk yang tidak sesuai keahlian dan peluang pasar, serta terlalu terpengaruh orang lain.
BACA JUGA:Kemenperin Perluas Pasar IKM Lokal dengan Pendekatan OVOP, Apa Itu?
BACA JUGA:Bisnis Laundry di Indonesia Mencapai 3,47 Persen per Tahun, Bisa Jadi Passive Income
Ika menyarankan penjual, khususnya pemula, untuk fokus pada bisnis yang sesuai dengan keahlian dan peluang pasar, membangun usaha secara bertahap, serta mau melewati tahap trial and error dalam membangun bisnisnya.