Berdasarkan peraturan tersebut, calon Train Attendant harus memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani serta tidak menderita buta warna.
Sertifikasi Train Attendant ditetapkan sebagai ASP (Awak Sarana Perkeretaapian) otomatis, berbeda dengan ASP manual.
Sesuai dengan standar internasional untuk operasi GoA3, Train Attendant tetap diperlukan di dalam kereta meskipun operasionalnya otomatis, untuk mengambil alih kendali jika terjadi keadaan darurat atau gangguan.
Train Attendant bertanggung jawab memastikan kelancaran seluruh aspek operasional LRT Jabodebek.
Selain memberikan informasi dan membantu penumpang, mereka berperan penting dalam memastikan kenyamanan semua penumpang, termasuk memberikan perhatian khusus kepada penumpang prioritas seperti ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas.
Dalam situasi darurat, Train Attendant siap mengoperasikan kereta secara manual untuk menjaga keselamatan seluruh penumpang.
“Para Train Attendant kami telah dilatih secara khusus untuk menangani berbagai situasi di dalam kereta, dan kehadiran mereka adalah bentuk nyata dari dedikasi kami untuk memberikan layanan berkelas dengan sentuhan manusia,” tandas Mahendro.