LPQQ Indonesia Wisuda 10.000 Santri, Sukses Mengurangi Buta Aksara Al-Qur'an 7 Persen

LPQQ Indonesia Wisuda 10.000 Santri, Sukses Mengurangi Buta Aksara Al-Qur'an 7 Persen

LPQQ Indonesia Wisuda 10.000 Santri, Sukses Mengurangi Buta Aksara Al-Qur'an 7 Persen-Tangkapan layar-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Lembaga Pembelajaran Qiroatil Qur'an (LPQQ) Indonesia baru-baru ini menggelar wisuda besar-besaran, melantik 10.000 santri dari seluruh Indonesia yang berhasil menyelesaikan pendidikan membaca Al-Qur'an.

Kegiatan ini menjadi momentum penting, karena LPQQ telah berhasil mengurangi angka buta aksara Al-Qur'an hingga mencapai 7 persen.

BACA JUGA:Kisah Sedih Pemuda di Kemayoran Rumahnya Kebakaran Saat Ditinggal Wisuda, Begitu Pulang Ludes Semua

BACA JUGA:UIC Gelar Wisuda Program Sarjana dan Magister Tahun akademik 2023 – 2024, Siap Bekontribusi Bagi Bangsa

Ketua LPQQ Indonesia, H. Mahbub Soleh Zarkasy, mengungkapkan hal tersebut dalam acara wisuda akbar yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, kemarin pada Sabtu 21 Desember 2024).

Acara ini mengangkat tema "Gerakan Nasional Pengentasan Buta Aksara Al-Qur'an Menuju Indonesia Emas 2045."

"Wisuda santri nasional yang diikuti oleh tiga provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, adalah bagian dari progres besar kami untuk mencetak 10 ribu santri," ujar H. Mahbub kepada wartawan, Minggu 22 Desember 2024.

Mahbub menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari kerja keras LPQQ dalam mengentaskan buta aksara Al-Qur'an dalam waktu yang relatif singkat, hanya sembilan bulan.

BACA JUGA:Luar Biasa, Wisuda XIV Universitas Bakrie Lahirkan 882 Generasi Unggul yang Siap Membangun Negeri

BACA JUGA:Nasib Gelar Doktor Bahlil usai Ditangguhkan, Bakal Wisuda Desember?

"Secara resmi, pengurangan angka buta aksara Al-Qur'an mencapai 6 hingga 7 persen sejak bulan April hingga Desember 2024, melalui kelompok belajar membaca Al-Qur'an yang terus berkembang," ungkapnya.

Namun, Mahbub juga mencatat beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pengajar di Kelompok Belajar Membaca Al-Qur'an (KBMA), terutama terkait keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran.

Meskipun demikian, antusiasme kalangan remaja, pelajar, dan mahasiswa untuk mengikuti program ini tetap sangat tinggi.

"Kami masih terbatas dalam hal fasilitas, seperti kantor dan buku. Sebagian besar santri belajar menggunakan fotokopian, namun semangat mereka untuk belajar membaca Al-Qur'an sangat luar biasa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads