Dalam diskusi kecil dengan Rektor dan tim sebelum tanda tangan MoU, Franciscus Welirang yang juga pemerhati pangan menyampaikan kalau bahan pangan tepung terigu sangat potensial dan mudah digabung dengan berbagai produk pertanian lokal Indonesia sehingga menghasilkan keanekragaman pangan, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya UKM mitra Bogasari yang sukses berbisnis olahan makanan tepung terigu dengan produk pertanian lokal.
Sebagai contoh, Cake Salakilo di Balikpapan, Nutsafir di Lombok, Roti Durian Panglima di Samarinda, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA:PT Garuda Daya Pratama Sejahtera Buka Lowongan Kerja BUMN untuk 2 Posisi, Cek Persyaratannya
BACA JUGA:Jelang Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Ingin Bertemu Jokowi dan Prabowo
Franky Welirang juga menyempaikan bahwa ke depan juga menjadi peluang bagi Unpatti untuk mengirimkan mahasiswa yang akan magang di Bogasari melalui MoU ini bisa mengembangkan kewirausahaan di sektor makanan di Provinsi Maluku.
"Sehingga terapan teknologi dan manajemen industri yang akan ditekuni mahasiswa saat magang di Bogasari tidak hanya meningkatkan kompetensi keahlian mereka, tapi juga bisa menginspirasi dan membuahkan gagasan berwirausaha di Indonesia wilayah timur,” ujar pria yang akrab disapa Franky Welirang ini.
Kerja sama ini sangat diapresiasi Rektor Unpatti Fredy Leiwakabessy dan tim dosen, apalagi ini merupakan kerja sama pertama kali dengan industri pangan nasional, bahkan industri tepung terigu nasional pertama di Indonesia dan pabrik terbesar di dunia karena terletak di satu lokasi.
Pihaknya berharap melalui kerja sama mitra industri ini, tidak hanya meningkatkan kompetensi para dosen dan kemampuan akademik para mahasiswa, tapi juga mendorong kewirausahaan di Unpatti.
“Mahasiswa tidak hanya berani menyeberang pulau untuk menggali ilmu di dunia industri sekelas Bogasari, tapi juga kembali dengan membawa ilmu dan gagasan baru di dunia kampus,” ujar Rektor Unpatti.