Masih tidak diketahui mengapa Aipda WH secara tiba-tiba malah menyita HP ketika anak tersebut mengungkapkan kejadian yang sebenarnya.
Mungkin ia merasa kesal karena pengakuan anak tersebut tidak sesuai dengan tuduhan yang ditujukan kepada guru honorer Supriyani.
Lilis juga memberikan keterangan yang sama ketika diinterogasi oleh penyidik di Polsek Baito.
"Saya sudah memberikan keterangan satu kali saat Pak Jefri yang melakukan interogasi, dan dua kali saat Pak Amirudin yang bertugas," tambah Lilis.
Supriyani juga memberikan alasan yang menunjukkan bahwa dirinya tidak melakukan pemukulan terhadap murid dengan inisial D. Sayangnya, penjelasan yang diberikan oleh Lilis dan Supriyani tidak menyelesaikan masalah tersebut.
Aipda WH tetap bersikeras untuk memenjarakan Supriyani karena alasan bahwa sang guru honorer tersebut enggan mengakui kesalahannya.
"Saya sudah mencoba bertemu dengan Pak Bowo (Aipda WH) sebanyak lima kali dan setiap kali pertemuan itu saya selalu meminta maaf," jelasnya.
"Setiap kali kami bertemu, saya selalu diminta untuk meminta maaf," sambungnya.
Supriyani menjelaskan bahwa permintaan maaf tersebut bukan berarti ia mengakui telah memukul anak anggota polisi tersebut. Namun, ia meminta maaf jika selama proses mengajar terdapat kesalahan yang terjadi dalam mengajar anak Aipda WH.
"Saya hanya meminta maaf jika ada kesalahan yang saya lakukan selama mengajar anaknya. Tapi saya tidak pernah memukul anaknya," tegasnya.
Meskipun demikian, Aipda WH tetap bersikeras untuk menjebloskan Supriyani ke dalam penjara, meskipun hanya untuk satu hari.
Ia ingin membuktikan bahwa Supriyani bersalah. "Pak Bowo pernah berkata bahwa 'Saya akan memenjarakanmu, meskipun hanya untuk satu hari, agar semua orang tahu bahwa kamu salah'," ujar Supriyani menirukan ucapan Aipda WH.