JAKARTA, DISWAY.ID - Anggota parlemen Hana-Rawhiti Maipi-Clarke, anggota parlemen suku Maori asli menghentikan sidang di parlemen Selandia Baru dengan tarian perang, haka Ka Mate.
Hana-Rawhiti Maipi-Clarke mempertunjukkan tarian haka Ka Mate sebagai simbol perlawanan menolak rancangan undang-undang soal posisi suku Maori dan pemukim Eropa di pemerintahan Selandia Baru.
Dalam video yang beredar di media sosial, Hana-Rawhiti Maipi-Clarke sebagai anggota parlemen partai oposisi Selandia Baru sambil merobek RUU kontroversial yang dinilai mengancam hak suku Maori memimpin tarian haka Ka Mate.
BACA JUGA:Profil Hana Rawhiti Anggota Parlemen Selandia Baru Tolak RUU dengan Tari Perang Haka Ka Mate
"Ka mate, ka mate, ka ora, ka ora," seru Hana-Rawhiti Maipi-Clarke yang membahana di seluruh ruangan sidang parlemen Selandia Baru.
Arti dari kalimat pembuka tarian haka Ka Mate itu memiliki arti "Aku mati, aku mati, aku hidup, aku hidup."
Anggota parlemen Selandia Baru itu menyerukkan Ka Mate dengan melotot, memperlihatkan kemarahan yang berapi-api.
Lantas, apa itu tarian haka Ka Mate dari suku Maori? Berikut informasinya.
Apa Itu Tarian haka Ka Mate dari Suku Maori?
Dikutip dari laman newzealand.com, Haka merupakan kata Maori untuk tarian.
BACA JUGA:Temui Prabowo, PM Selandia Baru Sebut Perekonomian Indonesia Kian Berkembang
Secara tradisional, Haka merupakan cara adat untuk menyambut kedatangan suku. Namun, juga dilakukan untuk memberikan semangat kepada para prajurit saat mereka menuju medan perang.
Tarian Haka merupakan pertunjukkan kekuatan fisik dan perwujudan kebanggaan, kekuatan, dan persatuan budaya.
Tarian ini biasanya dilakukan secara berkelompok, yang melibatkan nyanyian dan gerakan, seperti menghentakkan kaki, gerakan tangan, dan gerakan wajah.
haka Ka Mate saat ini dipentaskan di seluruh dunia, terutama oleh tim nasional rugby Selandia Baru, All Blacks, dan Angkatan Pertahanan Selandia Baru.
Selain itu, Haka juga digunakan sebagai tanda penghormatan dan ditampilkan pada acara-acara penting, seperti acara olahraga, pernikahan, pemakaman, dan Pōwhiri (sambutan tradisional).