JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala BP TASKIN Budiman Sudjatmiko fokus pada pengentasan kemiskinan dengan cara mencukupi asupan nutrisi masyarakat.
Karena itu, Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP TASKIN) meresmikan Rumah Produksi Gizi bersama para tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.
Rumah Produksi Gizi ini menjadi bentuk partisipasi masyarakat dalam implementasi akselerasi program pengentasan kemiskinan.
BACA JUGA:Kemenko PMK Anugerahi Penghargaan Atas Aksi Nyata PNM Percepat Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
Menurut Budiman Sudjatmiko, Rumah Produksi Gizi akan sangat membantu masyarakat untuk bisa meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.
“Saya hari ini senang sekali melihat dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan,” jelasnya.
Dia menjelaskan persoalan kemiskinan bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas kita semua dari berbagai elemen masyarakat untuk membantu mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.
“Baik dalam hal perbaikan gizi, kesehatan, pekerjaan hingga perbaikan kesejahteraan mereka, sebagaimana yang diamanahkan Presiden Prabowo Subianto kepada BP TASKIN”, ujar Budiman Sudjatmiko.
BACA JUGA:Prabowo Beberkan Alasan Bentuk Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
Hal ini disampaikan Kepala BP Taskin usai meresmikan Rumah Produksi Gizi dan sekaligus membuka Forum Diskusi Publik bersama ratusan perwakilan tokoh masyarakat di Desa Sukamantri, Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Budiman Sudjatmiko juga kembali mengingatkan bahwa pengentasan kemiskinan akan melampaui program bantuan sosial sederhana dan lebih berfokus pada penciptaan lapangan kerja dan pembentukan ekosistem bisnis bagi masyarakat miskin.
BACA JUGA:Pemprov DKI Percepat Penanggulangan Kemiskinan, Target 2026 Kemiskinan Turun 2,91%
“Visi ke depannya, kıta ingin melibatkan tidak hanya para kepala desa di Indonesia tapi juga seluruh tokoh masyarakat yang peduli pada pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Dengan semangat dari tanah Pasundan: sabilulungan atau gotong-royong dan silih asah, silih asih dan silih asuh, kata dia, maka penting untuk merangkul dan kawal dalam mengurangi potensi faktor-faktor penyebab kemiskinan baru yang muncul akibat disrupsi teknologi.