JAKARTA, DISWAY.ID-- Kematian mahasiswa akibat bunuh diri semakin meningkat.
Terbaru, mahasiswa tahun pertama Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengakhiri hidup dengan lompat dari lantai 27 apartemennya.
BACA JUGA:Mendikdasmen Bahas Penyempurnaan Pendidikan Usia Dini, Termasuk Mencegah Bunuh Diri
BACA JUGA:5 Fakta Kematian Aktor Song Jae Rim yang Mendadak, dari Diteror Sasaeng hingga Dugaan Bunuh Diri
Semakin banyaknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa ditengarai pengaruh dari berbagai faktor, salah satunya tekanan yang menyebabkan gangguan mental.
"Biasanya kasus fatal seperti ini faktornya banyak (tidak pernah tunggal)," ungkap Direktur Kemahasiswaan ITB Dr. Prasetyo Adhitama dalam keterangan yang diterima Disway.id, dikutip 20 November 2024.
Mulai dari faktor dari lingkungan masyarakat/sosial, stres kuliah, masalah keluarga, pertemanan, dan sebagainya.
BACA JUGA:Tetangga Bongkar Sifat Asli Andrian yang Bunuh Diri di Rooftop Mal Bekasi
Seringkali, permasalahan mental juga terakumulasi sejak seseorang berada di bangku SD, SMP, ataupun SMA.
Oleh karena itu, ITB melakukan upaya untuk mengidentifikasi permasalahan mental mahasiswa sejak awal semester.
"Dari tes psikologi untuk mahasiswa baru yang diselenggarakan ITB serta layanan konseling pada tahun 2023 dan 2024 ini dimana sebanyak lebih dari 2.500 kali layanan pertahun, ITB mengidentifikasi sejumlah mahasiswa memiliki masalah kesehatan mental berat dan sangat berat," ungkap Prasetyo.
Meski secara presentase angkanya kecil dibanding total student body, ia menekankan kondisi ini sangat krusial meski hanya satu mahasiswa.
BACA JUGA:Identitas Diketahui, Pelajar Naik Ojol Menuju Metropolitan Mall Bekasi Sebelum Lompat Bunuh Diri
BACA JUGA:Diduga Bunuh Diri, Pria Tewas Terlindas Kereta di Perlintasan WTC Mangga Dua