Konflik Pribadi Senjata Polri Tutupi Bekingan Tambang Ilegal, Reza Indragiri: Agar Kasus Penembakan Polisi Solok Tidak Merembet Kemana-mana

Minggu 24-11-2024,09:40 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

JAKARTA, DISWAY.ID – Oknum Polri beking tambang ilegal kembali mengemuka setelah Polisi tembak Polisi di Solok, namun konflik pribadi senjata Polri tutupi bekingan tambang ilegal dan menurut Reza Indragiri agar kasus ini tidak merembet kemana-mana.

Diketahui bahwa penembakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari oleh Kabag Ops AKP Dadang, setelah AKP Ulil menangkap seorang pelaku tambang ilegal di wilayah Solok Selatan.

Menurut penyidik Polda Sumbar menyebut alasan Kabag Ops Polres Solok Selatan membunuh Kasatreskrimnya karena tidak senang rekannya melakukan penegakkan hukum kasus tambang.

Reza Indragiri yang ahli psikologi forensic mengungkapkan bahwa peluru yang ditembakkan sampai sembilan butir, mengindikasikan penembakan itu diwarnai oleh  thinking system 1.

BACA JUGA:Sekeluarga Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Padang Lawas, 3 Lainnya Luka-luka

BACA JUGA:Gelar Doa Bersama, Teguh Setyabudi Berharap Pilkada Jakarta Luber dan Jurdil

Menurutnya pada sistem berpikir ini bisa disetarakan sebagai perilaku impulsif, tanpa persiapan atau pertimbangan yang memadai. 

Boleh jadi didahului oleh ledakan perasaan negative, di mana perasaan itu menjadi perilaku kekerasan yang muncul seketika sebagai reaksi atas interaksi yang memanas di TKP.

Narasi sedemikian rupa tidak hanya berat bagi AKP DI, tapi juga bagi institusi Polri utamanya Polda Sumbar. 

Kesan yang muncul adalah 'manfaat' aktivitas beking itu sudah mengalir ke polisi-polisi lain. 

BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari Ini 1 Gram 24 November 2024, Betah di Rp1,541 Juta

BACA JUGA:Tutup Tanwir PP Pemuda Muhammadiyah, Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Ada Kabar Baik untuk Guru

Itu mengindikasikan selama ini fungsi pengawasan tidak dijalankan, ditambah 'kode tirai' yaitu subkultur menutup-nutupi pelanggaran yang dilakukan oleh sesama sejawat.

Dengan situasi seburuk itu, sebetulnya tidak pas lagi jika yang dipakai adalah sebutan oknum. 

“Itu penerapan Bad Apple Theory yang justru menurunkan bobot keseriusan kasus penembakan tersebut dan jangan-jangan yang tepat adalah Rotten Barrel Theory,” jelas Reza melalui pesan singkatnya ke Disway.id.

Kategori :