Adapun pada acara yang dimoderatori langsung oleh Sekretaris Umum MUI Kabupaten Cirebon ini, 20 peserta yang mayoritas merupakan pengasuh dan pengurus pesantren, sangat antusias mengikuti sesi diskusi.
Mereka sadar betul bahwa tantangan dalam menjaga keharmonisan masyarakat semakin kompleks di era modern.
Dalam suasana diskusi yang dinamis, berbagai pertanyaan dan kasus lapangan diangkat oleh peserta.
Hal ini menegaskan bahwa kader ulama tidak hanya perlu memahami persoalan teologis, tetapi juga harus memiliki kemampuan menganalisis situasi sosial yang dapat memicu radikalisme.
“Kader ulama ini bukan sekadar pewaris ilmu agama, tetapi juga agen perubahan yang akan membawa pesan Islam yang damai dan inklusif di tengah masyarakat,” ujar salah satu peserta.
BACA JUGA:7 Orang Diamankan Densus 88: Ada yang Ancam Ledakan Bom
BACA JUGA:7 Orang Diamankan Densus 88 Saat Pengamanan Kedatangan Paus Fransiskus
Sekedar informasi, kegiatan Pendidikan Kader Ulama ini bukan hanya sebuah pelatihan, tetapi juga langkah strategis dalam membangun fondasi kuat bagi masa depan umat Islam di Kabupaten Cirebon.
Para kader ulama yang hadir menyadari betul tanggung jawab besar yang mereka emban.
Dengan semangat untuk menjaga persatuan dan keberagaman, program ini menjadi momentum penting untuk membangun masyarakat yang toleran dan menjadikan Islam sebagai solusi dalam menciptakan kedamaian.