Sementara saluran pendukung dapat menangani hingga 100 mm per hari.
"Tapi kalau sudah di atas 250 mm per hari, ini yang memang kita kewalahan," ucapnya.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengidentifikasi titik-titik rawan banjir dan menyiapkan posko bantuan untuk meminimalkan dampak banjir terhadap masyarakat.
Ia berharap, dengan langkah yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah, dampak musim hujan ekstrem dapat ditekan seminimal mungkin.
Teguh juga memastikan anggaran yang digunakan untuk modifikasi cuaca melalui pos anggaran rutin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI masih cukup.
BACA JUGA:Waspada Banjir, BMKG Prediksi Jakarta Hujan Lebat 3 Hari Kedepan
BACA JUGA:Polres Sukabumi Evakuasi Korban Banjir di Palabuhanratu
Namun, bila anggaran yang disiapkan sebesar Rp4,3 miliar tersebut sudah habis, maka Pemprov DKI sudah siap menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).
Namun jika terpaksa menggunakan BTT, maka Pemprov DKI Jakarta harua mengeluarkan status darurat terlebih dahulu.
"Namun, dengan dana yang masih cukup, kami siap untuk melakukan modifikasi cuaca sampai akhir tahun. Untuk tahun depan, kami juga sudah anggarkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2025," terangnya.