Dompet Dhuafa Bekali Mitra Pengelola Zakat se-Sumatra Berdaya & Siap Siaga Hadapi Bencana

Senin 16-12-2024,22:30 WIB
Reporter : Fandi Permana
Editor : Fandi Permana

PEKANBARU, DISWAY.ID – Setelah sukses digelar di Jawa Tengah pada 21—23 November 2024 untuk regional Jawa, Dompet Dhuafa kembali menggelar CB-PTB (Capacity Building – Pengelolaan Terpadu Bencana) Regional Sumatra.

Secara resmi, kegiatan dibuka pada siang ini, Kamis 12 Desember 2024, di Rindu Sempadan, Muara Fajar, Kec. Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau.

BACA JUGA:Kapolri Prediksi Puncak Arus Mudik Libur Nataru Terjadi di Tanggal Ini

BACA JUGA:Dompet Dhuafa Yogyakarta Gelar Kader Remaja Sehat, Tingkatkan Edukasi Kesehatan di Sekolah

Upaya Dompet Dhuafa dalam menyiapkan tenaga terlatih terhadap penanggulangan bencana semakin menguat menjelang akhir tahun 2024 ini. Bukan tanpa alasan, geoportal data bencana Indonesia pada https://gis.bnpb.go.id/ mencatat seringnya bencana terjadi di Indonesia pada akhir tahun.

Acara yang diselenggarakan oleh tim Mitra Pengelola Zakat (MPZ) bersama Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa ini bertujuan untuk menambah kesadaran pentingnya pemberdayaan filantropi berbasis local wisdom maupun nasional yang sustainable (berkesinambungan) dalam pengelolaan zakat. Selain itu juga untuk menguatkan kesadaran dan kesigapan masyarakat khususnya MPZ Dompet Dhuafa tentang potensi dan resiko serta penanggulangan bencana di masing-masing wilayah.

Acara pelatihan ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan (12-14 Desember 2024) dengan melibatkan 50 peserta dari 15 lembaga di wilayah Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Lampung.

Bobby Manullang, yang juga selaku General Manager Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa, menekankan pentingnya komitmen dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai pelayan masyarakat. Menurut Bobby, ada empat hal utama yang harus dimiliki oleh setiap individu yang bekerja dalam lembaga amil zakat untuk memastikan pelayanan yang optimal. Yaitu kecerdasan, keramahtamahan, kesiapsiagaan, dan tata kelola lembaga yang baik.

Lebih lanjut, Bobby mengungkapkan bahwa keterampilan dan kecerdasan adalah hal pertama yang harus dimiliki, mengingat kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Poin kedua yang disampaikan adalah pentingnya memiliki sikap hospitality, yakni rasa keramahtamahan dalam melayani mustahik (penerima zakat). Poin ketiga yang tidak kalah penting adalah kesiapsiagaan.

Bobby menyoroti bahwa kesiapan menghadapi bencana alam harus terus dipupuk. 

BACA JUGA:LPM Dompet Dhuafa Ajak Jamaah Majelis Taklim Berdaya Melalui Program PMTU

"Kita sebagai pelayan masyarakat harus memuliakan mustahik yang kita layani, jangan sampai kita bermuka masam kepada mereka, karena itu justru akan membuat mereka merasa lebih rendah diri," tegasnya.

"Kemampuan kita untuk selalu memupuk kesiapsiagaan juga tak kalah penting. Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan, terutama dalam situasi bencana," tambahnya menjelaskan poin ketiga.

Ia juga mengingatkan para peserta untuk memanfaatkan kesempatan pelatihan ini dengan maksimal, karena situasi alam di akhir tahun ini menunjukkan tanda-tanda potensi bencana.

Poin keempat yang juga disampaikan adalah pentingnya tata kelola lembaga yang baik. Bobby menegaskan bahwa keberhasilan dalam menjalankan program-program kemanusiaan sangat bergantung pada bagaimana lembaga tersebut dikelola. Tata kelola lembaga yang baik akan memastikan bahwa segala program yang dijalankan tepat sasaran, transparan, dan akuntabel.

Kategori :