JAKARTA, DISWAY.ID-- Proses penggabungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Industri Kereta Api (INKA) ke dalam satu holding terus menjadi perhatian.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan rencana ini dipastikan sedang digodok oleh berbagai pihak terkait, dengan KAI sebagai induk holding.
BACA JUGA:KAI Jadi Salah Satu BUMN Paling Informatif, Sabet Penghargaan Lima Kali Berturut
BACA JUGA:BRI Dikukuhkan Jadi BUMN Terbesar Berkat Sumbangsih Finansial dan Program Pro Rakyat
Erick menjelaskan bahwa hubungan antara KAI dan INKA selama empat tahun terakhir telah menunjukkan perbaikan yang signifikan.
"Antara KAI dan Inka sudah lebih baik sekarang. Cuman secara struktur korporasi lebih baik, ya jadi bapak dan anak lah. Jadi konkretnya lebih bagus," kata Erick di Kementerian BUMN dikutip Rabu 18 Desember 2024.
BACA JUGA:Info Loker BUMN Garuda Indonesia Lulusan S1/S2 Terbaru Desember 2024
BACA JUGA:Jelang Nataru, Menteri BUMN Erick Thohir Cek Harga Tiket Pesawat di Bandara Soetta
Terkait realisasi holding ini kata Erick, persetujuan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi faktor penting.
"Ya, tentu kita akan dorong prosesnya, nanti kan dari Kemenkeu persetujuannya. Karena kan pengelola kami kepemilikan dari Menteri Keuangan ya," kata Erick.
Menurutnya, sinkronisasi banyak perusahaan BUMN ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi dan efisiensi.
Namun, pembentukan holding masih membutuhkan penggodokan yang lebih mendalam, termasuk penyusunan jadwal pelaksanaan.
BACA JUGA:BPOM dan BUMN Manfaatkan AI, Dukung Daya Saing UMKM di Bidang Obat dan Makanan
BACA JUGA:Bulog Masih Akan di Bawah Kementerian BUMN Hingga Tahun 2025
"Kita purpose ke sana, dan saya juga sudah paparan kan di banyak pihak bahwa memang sinkronisasi daripada banyak perusahaan BUMN bisa lebih maksimal," terang Erick.
"Kita lagi mau godok. Kan mesti ada timetablenya," tandas Erick.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan untuk menyatukan kedua perusahaan di sektor transportasi perkeretaapian, yaitu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Industri Kereta Api (INKA).
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, rencana holding tersebut untuk melanjutkan perampingan perusahaan BUMN dari 47 perusahaan menjadi 30 perusahaan.