Kendati demikian, Willy mengatakan Pancasila hanya akan menjadi mitologi jika hanya dijalankan dengan orientasi bisnis. Atas dasar itu, ia mengajak para penyelenggara negara yang ditugaskan untuk membumikan pancasila untuk menggunakan pendekatan berbasis gerakan.
“Hal yang paling penting dari menjalankan ideologisasi Pancasila ini adalah dengan gerakan bukan bisnis as usual, karena Pancasila hanya akan menjadi mitologi kalau kita terjebak sebagai orang-orang yang menjalankan bisnis as usual. Tapi harus ada elang pergerakan di sana. Apa itu elang pergerakan? Spirit,” tuturnya.
Selain itu, Willy juga mendorong BPIP dan sejumlah Kementerian/Lembaga (K/L) untuk memperkenalkan Pancasila tak hanya secara nasional dan transnasional sebagai landasan dalam mengatasi persoalan radikalisme dan terorisme.
“Saya berdiskusi dengan Kepala BNPT, Pancasila bukan hanya untuk dalam negeri, tetapi saya menawarkan bagaimana Indonesia menjadi center of excellence dari kontra terorisme, dari program deradikalisasi. Namun ketika kita tidak bisa berekskresi, berpraktek, bermoral, beretika, way of life, way of thinking, kita akan sulit ke arah sana,” kata dia