Refleksi Akhir Tahun BPIP, Willy Aditya Gaungkan Pancasila Tak Hanya Sekadar Ideologi, Tetapi Way of Life!

Jumat 20-12-2024,17:03 WIB
Reporter : Fandi Permana
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Refleksi Akhir Tahun Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) turut mengundang Ketua Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Nasdem, Willy Aditya.

Dalam pidatonya, Willy menegaskan bahwa Pancasila jangan hanya sekadar ideologi negara.

BACA JUGA:Refleksi 5 Tahun BPIP, Siap Perkokoh dan Gaungkan Pendidikan Pancasila Sebagai Ideologi Negara

BACA JUGA:Selamat! BPIP Raih Penghargaan Kualifikasi Informatif dari Komisi Informasi Pusat

Baginya, sudah menjadi kewajiban bahwa Pancasila merupakan panduan dasar perkembangan dan kemajuan di tengah transformasi zaman.

Untuk itu, Willy meminta BPIP makin menggaungkan Pancasila agar ideologi itu sebagai way of life, baik secara pikiran dan tindakan.  

“Sebagai orang yang studi dan menulis tentang ideologi Pancasila, saya berpendapat bahwa ideologi bisa maju hanya dengan pikiran, perasaan, dan tindakan,” ujar Willy dalam acara ‘Refleksi Akhir Tahun 2024 BPIP’ di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada Kamis, 19 Desember 2024.

Willy menambahkan, sudah barang tentu Pancasila yang mengandung nilai luhur, layak menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BACA JUGA:BPIP Gelar FGD Tindak Lanjut Tidak Berlakunya TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 terhadap Pemulihan Nama Baik Sukarno

Namun, Willy amat menyayangkan hal itu masih penanaman ideologi Pancasila, khususnya pada kehidupan ketatanegaraan yang kentara bernuansa liberalisme. 

“Sayangnya kelemahan kita ada di pendekatan metodologi. Jika kita mau jujur, di dada Pancasila itu semua value yang disepakati oleh para pendiri negara kita ada, hanya satu value yang tidak pernah mereka terima dan tidak pernah ada di dada Pancasila, yaitu liberalisme. Tapi hari ini, politik, sosial, ekonomi, budaya, semuanya liberal. Dimana dada Pancasila itu?,” tutur Willy. 

Perlu penanaman nilai Pancasila

Willy memaparkan bahwa narasi pancasila sebagai ideologi bangsa cenderung hanya sekadar omon-omon. Untuk itu, Willy menyebut perlunya nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar.

Sebab, tanpa nilai-nilai Pancasila tersebut, kata dia, masyarakat Indonesia akan terpecah belah. 

“Narasi-narasi Pancasila itu ada tengah-tengah kita karena itu yang disarikan oleh para pendiri republik ini. Apa makna Pancasila saat kita berbeda? Yaitu kita bisa bekerja sama dan itu dinamakan dengan harmoni. Pancasila adalah ketika kita bisa duduk bersama dan berdialog bersama walaupun kita berbeda-beda,” jelasnya.

BACA JUGA:BPIP: Selamat Jalan, Dr Antonius Benny Susetyo! Dedikasi dan Jasa-jasamu akan Selalu Kami Kenang

Kategori :