Pola asuh dan penggunaan gadget yang tidak bijak ini, menurutnya, bisa memunculkan berbagai permasalahan, seperti kekerasan.
"Kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap anak, kekerasan yang dilakukan oleh anak, salah satu penyebabnya adalah pola asuh dan pennggunaan gadget yang tidak biijaksana," ungkapnya.
Bukan hanya anak, penggunaan gadget yang tidak bijak ini juga berlaku bagi orang tua yang terlalu sibuk bermain media sosial sehingga kurang memperhatikan kebutuhan anak.
Oleh karena itu, kami membuka hati, membuka pintu selebar-lebarnya dengan siapa pun yang berkenan untuk berkolaborasi di Ruang Bersama Indonesia.
BACA JUGA:Menteri PPPA Singgung Pola Asuh Orangtua di Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek
BACA JUGA:Menteri PPPA Pantau Kasus Pengasuh Daycare Depok Siram Air Panas ke Anak Asuh
"Kita tidak bisa melarang anak-anak kita hanya bermain gadget, berikan solusi untuk anak-anak kita. Maka di Ruang Bersama Indonesia ini, kami menyiapkan permainan tradisional yang berbasis kearifan lokal," lanjutnya.
Melalui permainan tradisional yang ada di RBI ini, anak bisa berinteraksi langsung dengan teman sebaya sekaligus mengasah skill dan mental anak.
"Dalam permainan tradisional ini, mereka bersama-sama, mereka harus antre, mereka harus aktif, mereka harus bergiliran, dan yang paling penting adalah tidak membedakan apapun latar belakang si anak. Mau Kristen, Islam, Budha, Hindu; mau kaya, mau miskin, anak-anak tidak mengenal perbedaan itu," tuturnya.
Termasuk juga menghadirkan buku-buku sejarah dan cerita yang menggambarkan keindahan Indonesia.
"Berikan buku-buku sejarah, buku-buku cerita tentang indahnya Indonesia dan hebatnya Indonesia. Datangkan pendongeng-pendongeng yang handal untuk bercerita kepada anak-anak kita, supaya mereka tidak tercabut dari akar budayanya," pungkasnya.