Odih mengakui grafiti tersebut merusak keindahan alam taman yang seharusnya tetap terjaga kelestariannya.
"Ya kita jadi terganggung juga, gak enak juga dilihat (pandangan mata)," terangnya.
BACA JUGA:Aksi Mahasiswa Tolak UU Ciptaker, Diwarnai Pembakaran Barier Water dan Vandalisme
Bentuk grafiti yang tidak jelas tersebut diduga membuat warga enggan menggunakan atau mendatangi fasilitas umum.
Odih menyatakan, aksi vandalisme semacam ini bisa saja terulang kembali.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan ketat dari Pemerintah Kota Bandung dan kurangnya akuntabilitas warga.