JAKARTA, DISWAY.ID - Eks Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto, mengkritisi penetapan kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, dalam kasus impor gula.
Bambang menilai bahwa jika kasus ini hanya dipandang secara sederhana, hal itu akan mengurangi masalah korupsi yang sangat akut di Indonesia.
BACA JUGA:Bertekad Berani, Prabowo: Saya Punya Ketakutan, Takut Mengecewakan Rakyat
"Kalau korupsi hanya melihat dari kasusnya Pak Tom, dan kemudian itu kaitannya ke gula dilihat dari situ dan itu di ujungnya,"katanya saat diskusi yang digelar Lembaga Survei KedaiKopi, Rabu 4 Febuari 2025.
"Kemudian dikatakan asosiasi dengan kriminalisasi itu membuat sederhana masalah korupsi yang begitu akut di Indonesia, saya khawatir itu," sambungnya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia memiliki banyak kasus korupsi yang lebih besar dan sistematik yang seharusnya mendapat perhatian lebih.
Bambang pun menyoroti beberapa kasus besar lainnya, seperti masalah 1 ton emas dan nikel 5,3 ton yang tiba-tiba hilang ke China, serta pajak yang mencapai 300 triliun, yang hingga kini tidak diketahui kelanjutannya.
"Dari titik itu sebenarnya ada begitu banyak kasus korupsi yang sangat sistematik yang puncak-puncak kasus korupsi yang luar biasa sekali, cuma kita hanya potret satu Tom Lembong," paparnya.
BACA JUGA:Prabowo Makan Siang Bersama Jusuf Kalla, Bahas Gabah hingga Stok Pangan Jelang Ramadhan
BACA JUGA:Laboratorium Clandestine Digerebek di Sentul, Polisi Temukan Produksi Tembakau Sinte!
Ditambah menurutnya, penetapan Tom Lembong bermuatan politik, terkait kedekatnya dengan Anies Baswedan sebagai lawan politik.
"Tom Lembong tak bisa dipersepsi sebagai puncak kasus korupsi. Cuman karena dia terafiliasi dengan Anies Baswedan," tutupnya.