Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya Jadi Dirut Bulog, Begini Tanggapan Erick Thohir

Selasa 11-02-2025,12:22 WIB
Reporter : Sabrina Hutajulu
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi menunjuk Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog, menggantikan Wahyu Suparyono yang baru menjabat selama lima bulan.

Erick Thohir menyatakan bahwa pergantian ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penyegaran untuk memastikan kinerja Bulog semakin maksimal, khususnya dalam menyerap gabah petani sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

BACA JUGA:Usai Ditunjuk Jadi Dirut Bulog, Kini Mayjen Novi Helmy Jadi Danjen Akademi TNI, 30 Pati TNI AD Ini Turut Dimutasi

BACA JUGA:Alasan Erick Thohir Tunjuk Perwira Aktif TNI Sebagai Dirut Bulog

“Ya tentu penyegaran harus dilakukan. Memang kan penugasan yang diberikan ini harus bisa dilakukan secara maksimal,” ujar Erick Thohir di Kementerian BUMN dikutip, Selasa.

Lebih lanjut, Erick menyoroti pentingnya peran Bulog dalam memastikan ketahanan pangan nasional, terutama dalam target penyerapan 3 juta ton gabah. 

Ia menyebut bahwa data yang ada menunjukkan penyerapan masih kurang maksimal, sehingga diperlukan langkah strategis untuk memperbaikinya.

“Kita lihat datanya masih kurang maksimal, jadi kita lakukan penyegaran. Dan tentu peran dari ekosistem tadi kan sama. Di Bulog ada kebijakan 3 juta gabah yang harus diserap,” tambahnya.

BACA JUGA:Menteri BUMN Erick Thohir Lakukan Pergantian Direksi, Tunjuk Mayor Jenderal TNI Sebagai Dirut Bulog

BACA JUGA:Perum BULOG Teken MoU dengan PT RNI untuk Pengelolaan Pergudangan, Distribusi Pangan, dan Pengembangan Digitalisasi Logistik

Menurut Erick, rendahnya serapan gabah berpotensi menekan harga di tingkat petani, yang pada akhirnya dapat membuat mereka enggan menanam padi. 

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa perubahan kepemimpinan ini diharapkan mampu memperkuat peran Bulog dalam menjaga keseimbangan pasar dan mendorong petani untuk terus berproduksi.

“Yang terpenting jangan sampai saat kita menuju swasembada beras, penyerapan malah tidak maksimal, harga gabah turun, petani kasihan, akhirnya kapok menanam. Artinya, penugasan yang harus kita laksanakan ini harus maksimal,” jelas Erick.

Selain itu, Erick juga menekankan bahwa penyegaran tidak hanya dilakukan di Bulog, tetapi juga dalam ekosistem pangan secara keseluruhan. 

BACA JUGA:Curhat Petani Kulonprogo soal Harga Gabah di Bawah HPP, Sentil Bulog

Kategori :