
"Terkait dengan peningkatan kesejahteraan guru melalui cash transfer langsung ke rekening guru-guru honorer."
"Skema cash transfer atau berupa bantuan langsung tunai ke rekening guru-guru honorer ini juga kami khawatirkan tidak terealisasi karena dampak dari pengurangan anggaran yang cukup signifikan dari Kemendidkasmen," tambahnya.
BACA JUGA:Gaji Komisi Yudisial Hanya Sampai Oktober 2025, Ketua KY: Dampak Efisiensi Anggaran
Kemudian terkait dana BOS yang, menurutnya, sebetulnya memang tidak besar untuk pembiayaan pendidikan per siswa.
"Kalau BOS berkurang, pembiayaan pendidikan di sekolah, madrasah, itu makin besar sehingga akses terhadap sekolah itu makin mahal untuk diakses oleh orang tua murid karena ada komponen-komponen pembiayaan lainnya yang tidak dibayarkan oleh dana BOS, misalnya."
Peningkatan kompetensi guru turut menjadi perhatiannya mengingat Mu'ti ingin mengintegrasikan pendekatan deep learning dalam Kurikulum Merdeka serta pembelajaran coding dan AI dalam pembelajaran.
BACA JUGA:Efisiensi Anggaran jadi Polemik, Ekonom: Perlu Evaluasi
Pengintegrasian ini tentu membutuhkan tenaga berkualitas melalui pelatihan-pelatihan agar terdampak bagi guru maupun siswa.
"Jadi kami khawatir program-program yang direncanakan oleh Kemendikdasmen tahun 2025 ini tidak bisa realisasi."
Hal ini lantas berdampak buruk pula terhadap pencapaian kualitas pendidikan secara umum.
"Ini tidak akan mampu menyejahterakan guru, tidak akan mampu meningkatkan kompetensi guru, dan tidak akan mampu untuk mengejar ketertinggalan anak Indonesia dari aspek kompetensi membaca, numerasi, literasi, dan sains," tandasnya.