Terakhir, alasan keenam betapa layak Kiai Ghofur menjadi Rais 'Aam adalah semua langkah perjuangannya itu dilandaskan oleh pemikiran ilmiah dan disimpulkan dari riset panjang. Oleh karenanya, prestasi Kiai Ghofur diapresiasi oleh lembaga akademik internasional dari Amerika. Kiai Ghofur mendapatkan penghargaan Doktor Honoris Causa dari American Institute of Management Hawaii pada 2007, dan mendapatkan gelar Profesor karena melakukan penelitian ilmiah di bidang budidaya buah mengkudu.
Pertanyaannya sekarang, dari sekian orang pemimpin PBNU hari ini, siapa yang memiliki karya ilmiah yang diapresiasi oleh lembaga internasional dan memiliki manfaat besar bagi rakyat kecil, bagi santri dan masyarakat pesantren, bahkan masyarakat secara luas? Silahkan anda hitung sendiri. Oleh karenanya, kepemimpinan Kiai Ghofur di PBNU adalah satu-satunya jalan keluar dari kondisi yang belum berprestasi seperti sekarang.
Enam alasan di atas adalah kenyataan yang tak terbantahkan. Oleh karenanya, mungkin kemusykilan kita semua dalam memilih pemimpin pada Muktamar NU Lampung adalah yang terakhir, karena di depan mata sudah banyak nama-nama yang bisa dipercaya untuk mengembalikan NU ke jalan Khitthah yang ditetapkan oleh para muasis NU dan yang diwariskan oleh Walisongo. Selalu ada harapan memiliki masa depan yang lebih baik dari sekarang. (*)
*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.