Selanjutnya, alumni tersebut menjelaskan kembali maksud dan tujuannya datang ke Polsek Ciledug. Bahkan, ia juga memulai ucapannya dengan kata maaf terlebih dahulu.
"Maaf jadi gimana Pak kira kira kalau untuk itu?" tanya alumni kembali.
"Kalau lu masih sekolah berhak, lu udah tamat. Udah tamat mah lu gak ngurusin lagi PIP, negara yang rugi," timpal oknum Polsek Ciledug.
"PIP itu buat bantuan kebutuan sekolah, andai kata ada buku yang harus dibeli, lu gamampu, dari PIP dipotong, lu ada tunggakan SPP, dipotong dari PIP. Lu udah nggak sekolah masih nunut bae hak lo," sambung oknum tersebut.
Perdebatan pun semakin panas, ketika alumni tersebut menjawab dengan persoalan haknya. Menurutnya, saldo dalam di PIP itu masih ada. Alih-alih dijawab dengan sopan, oknum polisi malah menyudutkan jika sang alumni hanya ingin memanfaatkan uang tersebut.
"Ya saldonya, sekarang gua jelasin, itukan buat kebutuhan siswa siswi ya yang ada tunggukan di sekolah dan tidak mampu untuk membayar, nah itulah dikasih PIP. jangan mau duitnya doang lu kalau kaga sekolah mah ngapain juga kan begitu" jawab oknum polisi.
Akhirnya, oknum polisi itu menanyakan surat pengantar dari sekolah kepada alumni. Dia menyatakan, jika tidak ada surat tersebut tidak bisa memberikan surat kehilangan dari kantor kepolisian.
"Mana (surat) pengantar dari sekolah lu?" tanya oknum polisi.
"Pengantar belum dikasih, Pak," jawab alumni.
BACA JUGA:Mendikdasmen Abdul Mu'ti Pastikan Penyalahgunaan Dana PIP Ditangani Irjen
"Ya minta! tanpa pengantar gak bisa. Iya iya enak aja lu tanpa pengantar minta kesini!. Lu kan siswa alumni prgri 11 kan? minta sono pengantarnya dari kepala sekolah baru sini nanti dibuatin," timpal oknum polisi dengan ketus.
Alumni tersebut pun akhirnya pulang dengan tangan hampa. Dia juga tak luput mengucapkan terima kasih kepada oknum polisi yang memaki-makinya.
Tak dapat surat dari pihak kepolisian, alumni malah medapat kekerasan verbal dari oknum Polsek Cileduh. Bukankah seharusnya polisi mengayomi masyarakat dengan baik?