Sebelum dilantik, Ifan Seventeen mengungkapkan bahwa ia sudah memiliki pengalaman di bidang produksi film.
Ia menyebutkan bahwa dirinya telah mendirikan rumah produksi sendiri sejak 2019, dan berharap bisa memanfaatkan pengalaman tersebut untuk membangun PFN menjadi lebih baik.
Namun, kritik dari Joko Anwar membuka perdebatan tentang kelayakan penunjukan tersebut.
Sebagai sutradara berpengalaman, Joko Anwar menilai bahwa untuk memimpin sebuah perusahaan perfilman besar, dibutuhkan seseorang yang lebih memahami seluk-beluk dunia film secara mendalam, baik dari sisi produksi, seni, maupun manajerial.
Penunjukan Ifan Seventeen ini juga memperpanjang perdebatan tentang apakah BUMN perlu menempatkan sosok dengan latar belakang lebih kuat di industri yang sesuai atau lebih memilih sosok dengan popularitas untuk tujuan strategis tertentu.