Film Merah Putih: One For All Banjir Kritik, Jadi Dirut PFN, Ifan Seventeen Angkat Tangan: Bukan Wewenang Saya!

Film Merah Putih: One For All Banjir Kritik, Jadi Dirut PFN, Ifan Seventeen Angkat Tangan: Bukan Wewenang Saya!

Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN), Riiefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, angkat bicara dan menegaskan bahwa film tersebut bukan merupakan produksi PFN sehingga pihaknya tidak memiliki wewenang atasnya.-Disway/Hasyim Ashari-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Film animasi terbaru yang digadang-gadang menyambut Hari Kemerdekaan, "Merah Putih: One for All", menuai badai kritik dari warganet dan pengamat Film sejak trailernya dirilis.

Kualitas animasi yang dianggap di bawah standar hingga dugaan penggunaan aset digital murah menjadi sorotan utama.

BACA JUGA:Persib Bertekad Jinakkan Manila Digger di GBLA: Siap Lolos ACL 2!

BACA JUGA:Istana Merdeka Buka Lebar! 8 Pintu Masuk Disiapkan untuk Peringatan HUT RI ke-80

Menanggapi polemik yang berkembang, Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN), Riiefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, angkat bicara dan menegaskan bahwa film tersebut bukan merupakan produksi PFN sehingga pihaknya tidak memiliki wewenang atasnya.

"Ini sepertinya saya perlu menjelaskan soal polemik yang sedang kencang sekali beredar. Jadi saya perlu menjelaskan kalau film Merah Putih One for All, itu film yang dimiliki dan diproduksi oleh teman-teman yang ada di PH swasta," ujar Ifan dalam video klarifikasi, Rabu 13 Agustus 2025.

BACA JUGA:Wapres Gibran Rakabuming Bersilaturahmi ke Kediaman Bapak Try Sutrisno

BACA JUGA:KPK Lakukan OTT di INHUTANI V, 9 Orang Ditangkap

"Dan kewenangan saya itu tidak sampai sebagai Bapak Industri Perfilman Indonesia. Kewenangan saya hanya sebatas sebagai Direktur Utama dari PH negara, yaitu PT Produksi Film Negara," sambungnya.

Kritik terhadap film "Merah Putih: One for All" yang dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025 ini membanjiri media sosial. Banyak yang menyayangkan kualitas visual film yang dinilai kaku dan tidak sebanding dengan film-film animasi Indonesia lainnya yang telah berhasil meraih apresiasi publik.

Selain itu, muncul pula tudingan bahwa beberapa aset visual dalam film, seperti karakter dan latar, merupakan aset siap pakai yang dibeli dari platform digital dengan harga terjangkau.

BACA JUGA:Istana: Persiapan HUT RI ke-80 Sudah Capai 70 Persen

BACA JUGA:Pengganti James Maddison! Tottenham Kejutkan Publik Inggris, Bintang Barcelona Akan Dibajak

​Di tengah derasnya kritik, nama Ifan Seventeen selaku Direktur PFN turut terseret. Sebagian publik mempertanyakan peran PFN sebagai BUMN yang bergerak di bidang perfilman dalam polemik ini.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads