Ujung Zulfa

Ujung Zulfa

Pj Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa usai ditetapkan dalam Pleno PBNU-ist-

Jalan musyawarah itu buntu. Upaya merukunkan mereka juga kandas. Konflik di NU menuju ujung: jabatan ketua umum diisi oleh penjabat (Pj).

Berarti ''pemecatan'' Gus Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum PBNU dianggap final.

Penjabat ketua umum itu adalah orang yang selama ini sudah menjabat wakil ketua umum: KH Zulfa Mustofa. Selama ini Kiai Zulfa berada di urutan pertama dalam daftar para wakil ketua umum –tiga orang.

Anda sudah tahu: yang memberhentikan Gus Yahya adalah Rais Aam PB NU KH Miftachul Akhyar. Yang mengangkat pejabat ketua umum juga KH Miftachul Akhyar.

Jabatan rais aam syuriah memang punya wewenang yang besar di PBNU. Tapi Kiai Akhyar jarang tampil. Ia sering mewakilkan ke Prof Dr Mohammad Nuh DEA, wakilnya di syuriah.

Saya istilahkan konflik NU sudah sampai di ujung karena ini: para pengurus di PB NU bisa menerima putusan rois syuriah itu. Konflik akan meruncing kalau, misalnya, para wakil ketua umum tidak ada yang mau diangkat jadi pejabat ketua umum. Apalagi kalau mereka pilih mundur dari kepengurusan.

Sampai tulisan ini saya buat dalam penerbangan dari Bali tadi malam, belum satu pun pengurus PBNU yang menyatakan mundur. Artinya mereka bisa menerima dipimpin pejabat ketua umum Kiai Zulfa Mustofa.

Mengapa bukan jalan islah (damai) yang ditempuh?

"Islah bisa terjadi kalau ada sengketa antarpihak. Ini bukan sengketa. Ini sanksi," ujar Prof Mohammad Nuh, ketua dewan syuriah Nahdlatul Ulama. Maksudnya, Gus Yahya diberhentikan sebagai sanksi. Ia dianggap bersalah –yang kadar kesalahannya memenuhi syarat diberhentikan oleh rais aam.

Apa kesalahannya?

Saya tidak tahu. Anda juga tidak tahu. Yang tahu adalah rais aam dan para wakilnya. Bahwa konon ada soal Israel dan tambang batu bara itu kan sifatnya rumor.

Menurut Prof Nuh --mantan Mendikbud dan mantan Menkominfo-- rais aam sudah pernah bertemu secara khusus dengan Gus Yahya. Hanya mereka dua orang. Tanggal 17 November 2025. Lalu sekali lagi dua hari setelah itu.

Tentu kita tidak tahu apa yang dibicarakan. Yang kita tahu: dua-tiga hari kemudian muncullah putusan memberhentikan Gus Yahya.

Tentu Gus Yahya tidak bisa menerima keputusan itu: apa gunanya muktamar kalau rais aam bisa mengambil putusan sejauh itu.

Tapi Gus Yahya tidak mungkin melawan keputusan tersebut kalau sekjen PBNU masih dijabat Gus Ipul --Saifullah Yusuf, kini menjabat menteri sosial. Prof Nuh adalah salah satu anggota tim yang penting ketika mensos mendapat tugas membangun sekolah untuk anak termiskin di desa-desa: Sekolah Rakyat.

Maka Gus Yahya, yang masih merasa sebagai ketua umum, memberhentikan Gus Ipul sebagai sekjen. Lalu mengangkat sekjen baru: Dra Amin Said Husni, mantan bupati Bondowoso.

Langkah Gus Yahya itu dinilai ''mbalelo'' pada keputusan rais aam syuriah. Maka dilakukanlah sidang pleno syuriah - tanfidiyah PBNU: Selasa malam kemarin. Tempatnya: di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta. Menteri Agama KH Prof Nasaruddin Umar dikabarkan hadir --pertanda ke mana arah ujung konflik ini. Di situlah diputuskan mengangkat penjabat ketua umum PBNU: KH Zulfa Mustofa.

Yang diangkat pun bersedia. Kiai Zulfa mengatakan siap memimpin PBNU. Dalam pidato penerimaan jabatan itu Kiai Zulfa menilai dirinya sebagai ''Al Fakir'' yang mendapat amanah memimpin NU.

Publik belum banyak kenal nama Zulfa Mustofa --kecuali enam bulan terakhir. Itu berkat potongan-potongan ceramah agamanya yang viral di medsos. Terutama saat Zulfa melantunkan salawat Nabi dalam berbagai irama.

Misalnya ada salawat bernada lagu India Kuch kuch hotahe". Suara Kiai Zulfa sendiri cukup merdu. Lalu ia lantunkan salawat dengan irama lagu Sunda 'Manuk Dadali'.

Di Riau irama salawatnya lagu melayu ''fatwa pujangga'. Bahkan ia bisa melantunkan salawat dalam irama lagu lama Mandarin yang masih tetap top: 男儿当自强 – Nán Ér Dāng Zì Qiáng. Di Indonesia lagu itu terkenal dengan sebutan Wong Fei Hong --sebagai lagu film tahun 1991 Once Upon a Time in China.

Kiai Zulfa juga sering ceramah di forum Muhammadiyah. Ia tidak ingin ada kesalahpahaman antara orang NU dan orang Muhammadiyah. "Kita harus mendukung kalau  Muhammadiyah banyak membangun rumah sakit," ujar Zulfa. "Orang NU bisa membantu dengan cara menjadi pasiennya," tambahnya melucu.

Kiai Zulfa juga terus menyuarakan moderasi. Dalam hal ini ia mirip dengan ketua umum PBNU sebelum Gus Yahya: Prof Dr KH Said Aqil Sirodj. Mereka sangat Gus Dur.

Kelebihan Kiai Zulfa dari Gus Yahya adalah penguasaan ilmu agamanya. Juga cara pendekatannya yang membumi. Humor-humornya khas humor orang kecil. Jauh dari sikap elitis.

Kiai Zulfa masih keponakan KH Ma'ruf Amin, mantan rais aam yang juga mantan wakil presiden Republik Indonesia. Ia masih kerabat ulama besar masa lalu Kiai Nawawi Al Bantani dari Banten. Lalu diambil menantu oleh kiai penting di Tegal.

Pekerjaan berikutnya adalah minta pengesahan dari pemerintah –menteri hukum. Lalu berbekal pengesahan itu ia bisa berkantor di gedung PBNU sembilan lantai di Jalan Kramat Raya Jakarta.

Yang terberat: memutuskan siapa yang akan menjadi partner untuk mengerjakan tambang batu bara milik NU di Bontang seluas 25.000 hektare itu. Bisa saja konflik lagi menanti.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 10 Desember 2025: Natal Papua

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

TAMAN IMBI JADI TEMPAT KATORANG BERSAMA.. Sa mau bilang begini: Taman Imbi jadi tempat kerukunan itu bukan baru kemarin, ko. Sudah dari lama sekali, sejak para tetua bilang Natal itu harus bikin hati senang, bukan bikin hati panas. Tapi yang mulai bikin Taman Imbi jadi panggung besar begitu, itu kira-kira awal 2000-an. Ada satu kepala distrik, namanya orang tua Jonas—bukan pejabat tinggi, tapi dia punya hati besar. Dorang bilang: “Katorang bikin Natal di kota, supaya semua orang rasa terang yang sama.” Itu ide pertama. Dari situ, tahun-tahun berikut, makin banyak anak muda ikut. Dan anehnya, juri-juri Muslim itu muncul bukan karena aturan, tapi karena mereka sendiri bilang.. “Torang bantu nilai, supaya torang tunjuk kerukunan ini betul-betul ada.” Begitu cara torang hidup di Papua: saling jaga. Rakyat kecil paling senang. Mama-mama yang jual pinang di pinggir jalan bilang pendapatan naik, karena orang ramai datang. Anak-anak suka skali—mereka bilang pohon Natal di Taman Imbi itu seperti bintang jatuh yang turun ke tanah Papua. Dan malam 23 Desember itu, kalau lampu-lampu sudah menyala, torang rasa seperti satu keluarga besar. Tidak ada suku, tidak ada perbedaan. Adanya cuma tawa, cahaya, dan damai. Itu yang bikin torang bilang, Taman Imbi, tempat hati pulang.

Hasyim Muhammad Abdul Haq

Sikap menghormati agama lain, peduli dengan agama lain, atau memuji budaya agama lain, bagi sebagian muslim dianggap "tidak setia" sama Islam. Tak heran Pak DI yang sering bercerita tentang budaya agama lain, bahkan ikut peringatan agama lain, banyak dituduh murtad. Tak sekali dua kali saya ditanya orang tentang keislaman Pak DI saat posting tentang Pak DI di medsos atau sekadar story WA. Memang cukup banyak muslim yang merasa paling jago menilai kadar keislaman orang lain. Bagi sebagian muslim, foto seseorang sungkem ke orang tua sendiri pun bisa dianggap musyrik. Mungkin mereka pikir malaikat nggak bisa bedakan niat orang sungkem atau menyembah. Wasit sepak bola saja paham kapan sebuah bola menyentuh tangan itu dihukumi handsball atau tidak. Wasit juga tahu kapan sebuah handsball itu layak diberi kartu kuning, kartu merah, atau sekadar pelanggaran biasa. "Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya," itu sabda Nabi. Kalau wasit sepak bola saja tahu niat pemain saat menyentuh bola, masak malaikat nggak tahu niat seseorang sedang menghormati agama lain atau memang musyrik.

Juve Zhang

Dari sudut geografis Papua memang sulit maju....pulau terpencil tak ada lalu lintas kapal berlayar.... Singapura secara geografis Hoki berada di lintasan kapal berlayar ....Hoki Singapura karena Lokasi ....Lokasi ....Lokasi....itu kata ahli Properti.... mungkin pak Yana pemilik Yanland sang bos properti besar paham....lokasi itu penting dan Singapura punya Lokasi...punya Hoki....pun Hongkong punya lokasi gerbang ketika pintu masuk Tiongkok masih belum dibuka....kalau Papua terpencil jauh ke mana mana dan terdekat belanja Daging sapi pun ke Australia..., edaaan....makanan orang ngaduk semen di proyek Tangguh dulu Daging sapi Australia paling memungkinkan ya makan sapi Australia....bisa dibayangkan mahalnya beaya makan pegawai ngaduk semen di Tangguh Papua.... Kontraktor jelas Boncos alias Rugi gede.....kata teman yg kerja di Tangguh Papua.

DeniK

Kalau Papua selama ini identik dengan kemiskinan , terbelakang dan terbengkalai tidak di perhatikan . Itu yang sering di jual oleh oknum wartawan dan aktivis . Coba datang ke Papua di Bulan Desember . Di Jayapura masyarakat berpesta sebulan penuh .bahkan sampai Januari. Di daerah Jayapura yang berbukit Bukit masyarakat stel musik kencang bersahut sahutan sepanjang hari , dari mulai musik ambon manise, musik pop, reage, rohani adu kencang . Puncaknya pas tahun baru . Pesta kembang api semalam suntuk . Hampir tiap rumah menyalakan kembang api .kalau kita menyaksikan dari atas bukit Jayapura city sangat indah . Disinilah kita tahu bahwa warga Papua , khusus nya Jayapura orang kaya , dahulu sahaja harga kembang api yg bisa meluncur paling murah 500 ribu . Bisa di bayangkan saat Bulan Desember uang yang berputar di Papua . Pesta dan Pesta .

Wilwa

@AgusS3. Betul. Harus ada saling memahami. Jangan saling merendahkan. Atau meremehkan. Karena ketika manusia saling merendahkan maka yang terjadi adalah konflik. Kishore mengangkat isu ini dengan sangat baik. Semua homo sapiens ingin hidup damai. Tapi ketika seseorang merendahkan yang lain karena warna kulitnya atau karena budayanya maka kebencian akan muncul dan berkembang. Bule menghakimi Chinese sebagai Yellow Peril sehingga menghalang-halangi Tiongkok menjadi negara maju. Napoleon mewakili prejudice itu dengan ujaran yang terkenal: biarkan China terlelap karena kalau bangun maka bla bla bla. Napoleon jelas tak bisa membedakan Mongolia dengan Tiongkok. Itu kalau bicara ras seperti yang dikulik Kishore. Bagaimana dengan prejudice yang terkait dengan agama? Saya selama ini berupaya membahas hal yang dianggap tabu untuk dibahas. Dan argumen saya adalah semua kitab suci itu men made / karya tulis banyak orang. Ini penting agar homo sapiens tak saling menghakimi berdasarkan kitab suci yang sudah out of date karena ditulis ratusan bahkan ribuan tahun lalu sebelum science dan teknologi berkembang dalam dua abad belakangan ini. Dan argumen kedua saya adalah masalah prejudice yang diwariskan agama Yahudi yang menghakimi polytheisme. Yang kemudian diidentikkan dengan arca/patung. Dan berujung pada penghakiman kepada simbol yang diyakini banyak agama lain selain Yahudi/Islam seperti Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, Tao. Penghakiman yang berbahaya. Karena kemudian konflik dengan

Sadewa 19

Indonesia delapan puluh tahun lalu ingin merdeka dengan harapan bisa lebih leluasa mengurus dirinya sendiri. Harapan bisa lebih maju dari para penjajahnya. Bangsa bangsa Eropa. Begitupun Timor Timur, mereka berpisah dari kita dengan harapan bisa lebih baik nasibnya. Demikian pula Aceh dan Papua, ingin merdeka agar dapat mengelola alamnya sendiri, agar lebih maju dari Jakarta. Ternyata merdeka juga bukan jaminan langsung maju, melesat dan meroket. Puluhan tahun negara kita masih tertinggal dari negara lain, bahkan dari negara yg sama sama pernah dijajah. Ketika Indonesia, Timor Leste, Aceh & Papua, belum bisa mengalahkan "penjajah" dalam diri mereka sendiri, kemajuan akan sulit diraih. Penjajah yg sejati ternyata sikap tamak dan korup. Sifat ini tidak hanya ada di pejabat, tetapi mungkin sudah mengakar ke rakyatnya. Inilah penghambat kemajuan itu. Merdeka ataupun otonomi khusus tidak menjamin kemajuan. Kalahkan dulu penjajah sejati yang ada dalam diri kita, serta sikap tamak dan korup para pejabat kita.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@pak Greg.. Hal yang mirip tidak hanya terjadi di Papua. Di banyak kota di Indonesia Timur, kerukunan itu sebagian bahkan menjadi semacam budaya. Karena terjadi sudah sejak lama. Contoh di kantor-kantor di Ambon, kalau ada perayaan hari besar Kristen, maka "seksi repot" nya atau panitia "non ritual" nya adalah orang Muslim. Sebaliknya di hari besar Islam, panityanya adalah teman-teman Kristen. ++ Kalau yang udah "lama" adalah budaya "pela gandong". Pela Gandong di Maluku adalah ikatan persaudaraan kuat antar-desa yang berbeda marga, suku, bahkan agama. “Pela” berarti perjanjian, sedangkan “Gandong” berarti saudara sekandung. Kalau dulu ini bentuk pertahanan dari serangan orang luar. Jadi, meski bukan keluarga darah, hubungan mereka diperlakukan seperti saudara kandung sendiri. Ikatan ini lahir kalau dari sejarah, buksn hanya bersatu saat perang, tapi juga saat bencana, atau kelaparan. Sampai sekarang, Pela Gandong tetap dijaga. Saling bantu saat pesta, duka, membangun rumah, dan menjaga kerukunan. Inilah cara orang Maluku merawat damai.

Taufik Hidayat

Wah topik kali ini tentang Natal. Jadi ingat akhir November lalu sempat ke Osaka dan juga Macau. Di osaka , si stasiun metro Osakako sudah ada hiasan pohon Natal . Demikian juga di Largo de Senado di Macau yang terkenal dengan hiasan mosaik Calcada Portuguesanya. Ucapannya menarik Feliz Natal & Bom Ano Novo dalam Bhs Portugis. Jadi kata Natal dalam bahasa Indonesia didapat langsung dari bahasa Portugis. Dan bahkan saya juga ingat sekitar sembilan tahun pernah berkunjung ke Makau setelah Natal menjelang tahun baru. Dan disana juga sangat meriah karena ada remaja yg keliling kota dengan kendaraan sambil menyanyi lagu lagu Natal. Jadi mirip pawai malam takbiran di tanah air ..

Redaktur Harian Senja

Sebetulnya tidak sulit, untuk mengaitkan suatu gagasan inti catatan harian, dengan berita aktual yang terjadi saat ini. Tujuannya semata agar pembaca tidak terlalu tercerabut dari realitas yang sedang panas saat ini. Ketika Anda menulis tentang Papua, maka Anda bisa menjahitnya dengan narasi di bagian penghujung, bahwa hutan tropis Papua adalah benteng terakhir paru-paru dunia di Indonesia, setelah hutan tropis Kalimantan dan setelah hutan tropis Sumatera. Siklon Senyar yang anomali di Sumatera kali ini adalah akibat dampak deforestasi masif di sana. Kita hanya tinggal menunggu antrian bencana yang lebih brutal terjun di Tanah Borneo Kalimantan, dan menanti bencana yang lebih mengerikan turun di Bumi Cendrawasih Papua. Dan ketika Sumatera - Kalimantan - Papua kiamat, kita hanya tinggal menanti Pulau Jawa hangus dipanggang cuaca terik panas mengerikan. Itulah setidaknya yang saya baca dari beberapa lembar scholarly journals. Atau ketika Anda melemparkan ide tulisan tentang Natal, maka Anda bisa menjahitnya pula dengan realita pahit bagaimana 329 ribu penduduk Kristen Tapanuli Utara akhir tahun 2025 ini bakal merayakan Natal bersama bau pahit lumpur bandang, bersama bahu yang berguncang tengah malam dalam tangis karena kehilangan hunian, bersama dingin udara yang menusuk selama ribuan hari ke depan di tenda pengungsian. Anda memiliki basis pembaca setia yang besar. Janganlah sesekali mengecewakan pembaca setia Anda, dengan tulisan yang masih setengah matang.

Jokosp Sp

Ari : Pak.....ajudannya kan banyak, kok sendirian saja?. Kok kantung berasnya diangkat sendiri?. Wendi : Ajudannya banyak, tapi berasnya kan cuma satu. Satu karung.... Ari : Ooooooh......iya lupa...... Wendi : Masak satu karung saya tidak yang angkat....... Ari : Kalau mau kelihatan banyak yang diangkat jangan cuma satu karung. Tapi coba bapak angkat satu gudang bulog...... Wendi : ha ha haaaaaaaa.........

djokoLodang

-o-- Papua Irian Waktu saya kecil dulu --masih SD kelas 2 atau kelas 3-- Papua dinamakan Irian. Masih terngiang di telinga saya lagu "Irian" yang dikumandangkan via radio jadul hitam punya ibu saya, merknya Erres, saat saya pulang sekolah. "Irian, Irian, ... Irian!!! ..." Ternyata nama Irian itu singkatan. *) Makna utama: Irian: Singkatan = Ikut Republik Indonesia Anti Nederland (Belanda). Selain akronim, "irian" juga punya arti dalam bahasa lokal di sana. "Tanah yang panas" atau "tanah yang disinari matahari" (mengacu pada iklim). "Tanah yang beruap" atau "tanah yang hangat". Bagi suku Marind di Merauke, artinya "tanah air". *) Latar Belakang Sejarah: ~ Nama "Irian" diusulkan oleh pahlawan nasional Papua, Frans Kaisiepo, pada Konferensi Malino tahun 1946 untuk menggantikan nama Nederlands Nieuw Guinea (Nugini Belanda). ~ Presiden Soekarno mempopulerkan singkatan ini sebagai simbol perjuangan Papua untuk bergabung dengan Indonesia. ~ Wilayah ini kemudian dikenal sebagai Irian Barat, lalu Irian Jaya, sebelum kembali menjadi Papua pada tahun 2000. --0-

Dahlan Batubara

Natal di Kabupaten Mandailing Natal, Sumut tidak ramai. Populasi umat Nasrani hanya 3,7%. Mayoritas dari Nasrani ini Protestan dan Katolik. Umat Nasrani ini pun bukan suku Mandailing, mereka suku Batak Toba yang migrasi dari Toba ke Mandailing zaman kolonial Belanda. Berdomisili di 8 desa, sehingga 8 desa itu berpenduduk Nasrani. Ada satu desa yang Nasrani tapi bukan suku Batak Toba, melainkan suku Mandailing. Yakni Desa Hutapadang Kecamatan Pakantan. Kecamatan Pakantan ini kampung asal 2 advokad: Adnan Buyung Nasution dan Todung Mulya Lubis. Pengkristenan di satu kampung ini merupakan yg pertama di kawasan Tapanuli oleh zending dari Jerman bersamaan masuknya kolonial Belanda ke tanah Mandailing. Jadi, pengkristenan di satu kampung di Pakantan ini lebih dahulu berlangsung dibanding kawsan Batak Toba. Meski namanya Mandailing Natal, kabupaten tersebut mayoritas Islam (96,sekian %). Kosa kata "Mandailing" mengacu nama suku yakni suku Mandailing (mayoritas). Kata "Natal" mengacu nama kawasan di pesisir barat Mandailing, dihuni penduduk bertutur Melayu. Asal usul kata "Natal" ini 2 versi oleh sejarahwan. Versi pertama mengacu pada kedatangan pelaut Portugis di pesisir itu tepat pada hari Natal sehingga pelaut itu menamai pesisir itu dgn sebutan Natal. Versi kedua berdasar kata "Natal" mengacu pada kata "Natar" dari aksen "datar": "datar" berubah jadi "natar". Aksen suku Mandailing yg tinggal di bukit barisan pergi ke pesisir dan melihat tanah yg datar.

Ja'far Syahidan

Bicara tentang Natal, sama dengan bicara tentang Yesus. Jika Anda membaca sekelumit Injil Lukas, Anda akan mengetahui, bahwa Yesus tidak mungkin lahir pada musim dingin bersalju di tanggal 25 Desember, di Bethlehem. Injil Lukas 2:8-11 menerangkan, bahwa pada malam kelahiran Yesus Kristus, para penggembala menunggui ternak-ternaknya di padang rumput, pada malam hari. Jelas, itu terjadi di antara musim gugur atau musim semi, antara bulan Maret hingga bulan Oktober, bukan musim dingin bersalju di bulan Desember. Lantas, bagaimana ceritanya, hari kelahiran Yesus Kristus, dirayakan pada tanggal 25 Desember? Kisahnya panjang dan rumit. Saya ringkas saja. Kekaisaran Romawi adalah penganut agama pagan. Mereka menyembah Dewa Matahari (Sol Invictus), dan mereka selalu merayakan tanggal 25 Desember sebagai hari Dewa Matahari mereka, di mana tanggal tersebut bertepatan dengan pergantian musim dingin, ke musim panas terik matahari. Gereja-Gereja Awal kemudian tercetus ide, untuk menggeser tradisi pagan tersebut, yakni, jadikan tanggal 25 Desember sebagai kelahiran Terang (Matahari) Dunia yang baru, yaitu Yesus Kristus. Dan... demikianlah, hingga kini, tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari kelahiran simbolis Yesus, yang diimani jutaan penganut agama Kristen, sebagai Terang (Matahari) Dunia. Bagi penganut Islam, matahari dunia adalah al-Muniri (Yang Terang), Nabi Muhammad. Bagi penganut Buddha, matahari dunia adalah Sang Boddhi (Yang Tercerahkan), Pangeran Siddharta Ghautama.

Ja'far Syahidan

@MZ Arifin Umar Bukan di kolom komentar CHD ini Anda adalah yang "paling" Islam? Bagaimana bisa Anda tidak hafal bunyi al-Qur'an surat Maryam ayat 33? والسلام علي يوم ولدت (Isa berkata) "...dan kesejahteraan (semoga) dilimpah-curahkan untukku, di hari kelahiranku..."

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 160

  • HONDA CBR150R
    HONDA CBR150R
  • sinung nugroho
    sinung nugroho
    • Pryadi
      Pryadi
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Ja'far Syahidan
    Ja'far Syahidan
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • sinung nugroho
    sinung nugroho
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
    • Pryadi
      Pryadi
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Pryadi
      Pryadi
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
    • Pryadi
      Pryadi
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
  • Anto Harun
    Anto Harun
  • Liam Then
    Liam Then
  • Ja'far Syahidan
    Ja'far Syahidan
  • sinung nugroho
    sinung nugroho
    • ALI FAUZI
      ALI FAUZI
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Pryadi
    Pryadi
    • Pryadi
      Pryadi
  • Pryadi
    Pryadi
  • Pryadi
    Pryadi
  • Ja'far Syahidan
    Ja'far Syahidan
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
  • mario handoko
    mario handoko
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Runner
    Runner
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Ja'far Syahidan
    Ja'far Syahidan
    • alasroban
      alasroban
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Ja'far Syahidan
    Ja'far Syahidan
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Nusantara Hijau
      Nusantara Hijau
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • alasroban
      alasroban
  • alasroban
    alasroban
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
  • Pryadi
    Pryadi
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Runner
      Runner
    • Runner
      Runner
  • JedaSejenak dot Com
    JedaSejenak dot Com
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Iskandar Micah
    Iskandar Micah
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
  • Pryadi
    Pryadi
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Pryadi
    Pryadi
  • enggal purnomo
    enggal purnomo
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • enggal purnomo
      enggal purnomo
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Pryadi
    Pryadi
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Maramuda Sagala
    Maramuda Sagala
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Gerring Obama
    Gerring Obama
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Re Hanno
    Re Hanno
  • Tivibox
    Tivibox
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Koko Koswara
    Koko Koswara
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • rid kc
    rid kc
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
  • Kurniawan Roziq
    Kurniawan Roziq
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
  • Ahmed Nurjubaedi
    Ahmed Nurjubaedi
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Sugi
    Sugi
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • siti asiyah
    siti asiyah
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Denny Herbert
    Denny Herbert
    • siti asiyah
      siti asiyah
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Nusantara Hijau
    Nusantara Hijau
  • alasroban
    alasroban
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • DeniK
    DeniK
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Denny Herbert
      Denny Herbert
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
    • Denny Herbert
      Denny Herbert
    • istianatul muflihah
      istianatul muflihah
    • Hasyim Muhammad Abdul Haq
      Hasyim Muhammad Abdul Haq
  • DeniK
    DeniK
  • Nusantara Hijau
    Nusantara Hijau
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • ra tepak pol
      ra tepak pol