JAKARTA, DISWAY.ID - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) memiliki kiat untuk menghadapi eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah negara penghasil surplus perdagangan atas AS, yakni Kanada, Meksiko serta China.
Kondisi ini tak hanya menciptakan ketidakpastian global tetapi juga mendorong terjadinya perang tarif.
Bagaimana dampaknya bagi Indonesia?
Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya N. Bakrie, menegaskan pentingnya kesiapan Indonesia dalam merespons perubahan global.
Menurutnya, hal ini justru membuka peluang ekspor.
BACA JUGA:Perdana Menteri Baru Canada Mark Carney Bakalan Teruskan Perang Dagang dengan Amerika
Menurutnya, perang tarif juga membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk memperluas ekspor.
“Dampak perang tarif penting untuk kita cermati, mungkin bagi orang melihat terkena dampak, tapi itulah hebatnya KADIN, justru kami melihat peluang ekspor. Kita tak serta merta berdiskusi, secara akademis dan prediktif peluangnya di mana?” kata Anindya dalam sambutannya di Menara KADIN, Selasa 25 Maret 2025 malam.
Studi terbaru dari Kadin Indonesia Institute, Yayasan Berbakti Semangat Indonesia (YBSI), dan Datawheel mengungkap bahwa kebijakan tarif yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap produk China berpotensi mendorong lonjakan ekspor Indonesia hingga sebesar USD 1,69 miliar.
Sejumlah sektor yang diproyeksikan akan menikmati keuntungan dari penerapan tarif impor tersebut antara lain sektor alas kaki, tekstil, elektronik, dan furniture ringan.
Laporan ini menjadi bahasan utama dalam seminar “Dampak Perang Tarif Terhadap Peluang Ekspor Indonesia” yang diselenggarakan oleh KADIN pada 25 Maret 2025 di Menara KADIN Indonesia, Jakarta.
BACA JUGA:Nonton Drama China The Glory Episode 1-30 Sub Indo di WeTV, Siasat Putri Cantik Ungkap Kebenaran!
Peluang Ekspor dari Pergeseran Rantai Pasok Peneliti utama dan founder Datawheel, Profesor César Hidalgo, mengatakan bahwa kebijakan tarif baru sebesar 10%-20% yang diberlakukan oleh AS terhadap produk China pada tahun 2025 membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor.
“Sektor tekstil, garment, dan alas kaki diperkirakan mengalami lonjakan hingga USD 732 juta, sementara elektronik dan perabot juga mendapat keuntungan besar akibat pergeseran rantai pasok global,” tuturnya.
Dengan banyaknya perusahaan yang mencari alternatif rantai pasok di luar China, Indonesia diprediksi menjadi salah satu dari enam negara yang paling diuntungkan.