JPPI Sebut Mengirim Siswa ke Barak Bukti Kemendikdasmen Gagal Didik Anak

Senin 12-05-2025,16:52 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) keras menolak kebijakan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer untuk dibina dan dilatih karakter dan kedisiplinannya.

Menurut Koordinator Nasional (Kornas) JPPI Ubaid Matraji, kebijakan ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan Indonesia.

BACA JUGA:Istana: Pemerintah Kaji Kebijakan Dedi Mulyadi Soal Masukkan Anak Bermasalah ke Barak Militer

BACA JUGA:Tak Gentar, Dedi Mulyadi Mantap Mau Buat Pergub terkait Pendidikan Barak Militer

Terlebih dengan dukungan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai untuk menerapkannya secara nasional, hal ini sebagai pengakuan memalukan atas kegagalan total Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam menjalankan tugasnya.

"Bagaimana mungkin, di era modern ini, pemerintah justru melirik model pendidikan yang kaku dan represif ala militer sebagai solusi? Ini adalah penghinaan terhadap akal sehat dan pengingkaran terhadap esensi pendidikan yang seharusnya membebaskan, memberdayakan, dan mengembangkan potensi anak secara holistik," tandas Ubaid Matraji, Koordinator Nasional JPPI, dikutip 12 Mei 2025.

BACA JUGA:Dedi Mulyadi Akui Program Pendidikan Anak di Barak Militer Sudah Diriset: Hasil Penelitian Panjang

BACA JUGA:Natalius Pigai Sebut Program Barak Militer Gagasan Dedi Mulyadi Visioner, Minta Kemendikdasmen Keluarkan Aturan

Diterapkannya program ini, kata Ubaid, menjadi bukti tak terbantahkan, "Kemendikdasmen telah angkat tangan dan gagal total dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk mendidik generasi penerus bangsa," katanya.

Ubaid menuturkan bahwa sejatinya sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak yang menjadi tempat mereka belajar dengan gembira dan berinteraksi secara sehat.

Demikian itu mereka bisa mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan membangun karakter yang kuat melalui pendidikan yang humanis dan beradab.

Sedangkan kehidupan militer justru sebaliknya, sarat akan disiplin yang kaku dan berpotensi kekerasan.

BACA JUGA:Pemprov Jabar: 272 Siswa Nakal Telah Dikirim ke Barak Militer

BACA JUGA:Motivasi Dedi Mulyadi Bentuk Program Barak Militer: Banyak Anak Tak Bisa Ditangani Sekolah dan Orang Tua

Hal ini justru akan membunuh potensi anak, mematikan nalar kritis, dan menciptakan generasi yang patuh buta tanpa memiliki kemerdekaan berpikir.

Kategori :