BACA JUGA:LPM Dompet Dhuafa Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan Lewat Program Majelis Taklim
Terkadang rumput pun susah dicari. Belum lagi ego antar pengurus kelompok yang sempat jadi kendala.
Tapi berkat bimbingan dari program pemberdayaan ini, Kang Uceng perlahan belajar membangun kelompok yang solid.
“Kuncinya, kita saling mengisi. Capek, iya. Tapi kalau dinikmati, jadi berkah. Prinsip saya sederhana. Punya mimpi besar, niat kuat, kerja keras, dan ulet,” ucapnya dengan percaya diri.
Dalam waktu tiga tahun, hasil nyata mulai terlihat. Ternaknya berkembang dari enam ekor menjadi lebih dari tiga puluh ekor.
Secara ekonomi, ia bisa membeli sepeda motor dan membangun rumah sendiri, sesuatu yang dulu hanya jadi impian.
BACA JUGA:Dua Pekan Pascagempa Myanmar, Dompet Dhuafa Terus Gulirkan Bantuan bagi Para Penyintas
Kang Uceng pun dipercaya memimpin kelompok ternak ‘Bashorun Fuadun’, yang kini menjadi salah satu kelompok andalan di Kalapanunggal.
Tak hanya individu, perkembangan pesat juga dirasakan oleh komunitas peternak di kampungnya.
Dari yang semula hanya tiga kelompok, kini telah tumbuh menjadi sembilan kelompok yang saling menguatkan.
Tahun 2011, mereka mendirikan koperasi ‘Riung Mukti’ sebagai wadah untuk mengelola hasil ternak secara mandiri.
Namun, mimpi Kang Uceng ternyata lebih besar dari sekadar beternak. Pada 2018, bersama rekan-rekannya, ia mendirikan sebuah yayasan dan membangun madrasah untuk anak-anak yatim dan dhuafa di desanya.
BACA JUGA:Dompet Dhuafa Catat Penghimpunan Ramadan 1446 H Tumbuh 13,79%
“Inilah mimpi besar kami yang mulai terwujud. Di kampung kecil ini, di pelosok, sekarang ada pendidikan untuk anak-anak kami. Saya pun ikut mengajar seni budaya di sana,” tuturnya dengan penuh bangga.