BEKASI, DISWAY.ID-- Seorang pelajar SMP yang duduk dibangku IX, Bantargebang berinisial DMH menerima dugaan penganiayaan dari anak kepala sekolah berinisial S.
Penganiayaan yang diterima pemuda berusia 16 tahun karena menyuarakan adanya dugaan pemotongan program Indonesia Pintar (PIP) dari pihak sekolahnya.
BACA JUGA:Kota Batu Malang Jadi Seri Pembuka Yamaha Enduro Challenge 2025 Pekan Ini
“Saya mengkritik sekolah dan memposting Instagram Stories oknum guru berkepala tikus dengan AI. Pelaku mengira yang kepala tikus itu bapaknya (kepala sekolah),” ungkap DMH di Bekasi pada Jumat, 23 Mei 2025.
DMH mengaku telah menerima bantuan tersebut masing-masing sebanyak dua kali sebesar Rp. 750.000.
Sedangkan yang diterima oleh DMH tidak seusai dengan jumlah bantuan yang telah diterimanya.
“Yang pertama langsung dimasukkan ke SPP tanpa saya tahu wujud uangnya. Yang kedua, dipotong Rp150 ribu,” kata dia.
BACA JUGA:Perluas Peluang Usaha IKM, Kemenperin dan PLN Perluas Pemanfaatan Limbah Batuba
BACA JUGA:Dapat Keuntungan Resmi Gabung BRICS, Indonesia dan Brasil Geber Kerjasama Energi Hingga Kemaritiman
Dengan adanya pemotongan yang dilakukan pihak sekolah, DMH langsung mengungkapkan pendapatnya melalui media sosial.
Dalam unggahan yang diunggah DMH memperliatkan gambar manusia berkepala tangan yanh sedang memegang puluhan lembaran uang dengan pecahan Rp. 100.000 dengan latar belakang gedung sekolah.
Namun, kritikan yang disampaikan oleh DMH dianggap sekolah sebagai bentuk pencemaran nama baik.
“Saya hanya curhat, ingin sekolah saya lebih baik, tapi pihak sekolah menganggap saya mencemarkan nama baik,” jelas DMH.
BACA JUGA:5 Media Disway Group Raih SPS Awards 2025