Pameran NAWA: Fantasia digelar di Museum Mandiri hingga 13 Juli 2025.
Pamerna ini mengajak pengunjung untuk menyaksikan keindahan video mapping memukau yang berlangsung selama kurang lebih 20 menit, sebuah suguhan visual yang tak boleh dilewatkan.
8. Pameran Membangun di Lahan Basah dari Gudang Barat hingga Museum Bahari 1652-1977
Pameran ini digelar di Museum Bahari hingga 22 Juni 2025.
BACA JUGA:Daftar Harga Tiket Konser D.O. di Jakarta 2025, Mulai Rp1,38 Juta
Pengunjung akan diajak menjelajahi Museum Bahari sebagai cagar budaya.
Pameran Membangun di Lahan Basah dari Gudang Barat hingga Museum Bahari 1652-1977 ini mempresentasikan hasil dokumentasi dan riset sejarah arsitektur dan kawasan Museum Bahari di muara Sungai Ciliwung.
Selain itu, pameran ini juga mencoba membuka diskusi seputar hubungan historis air dan daratan, akar rekayasa infrastruktur kolonial, ingatan warga, serta upaya museum merawat koleksi di tengah berbagai tantangan zaman.
9. Pointing to the Synchronous Windows
Pointing to the Synchronous Windows digelar di Museum Macan hingga 5 Oktober 2025.
BACA JUGA:Link dan Harga Tiket Konser Foo Fighters di Jakarta 2025, Mulai Rp1,7 Juta
Pameran ini menampilkan sepilihan karya dari koleksi Museum MACAN, bagian dari pameran ini mengajak kita untuk melihat tubuh sebagai ruang cair yang dinamis, yang tidak hanya bergerak di dalam ruang tetapi juga menciptakan dan mengubahnya.
Pembelian tiket bisa langsung mengakses website resmi www.museummacan.org/tickets.
10. The Sea is Barely Wrinkled
The Sea is Barely Wrinkled digelar di Museum Macan hingga 5 Oktober 2025.
The Sea is Barely Wrinkled merupakan pameran dari Kei Imazu yang menggabungkan karya-karya sang perupa termasuk karya baru yang belum pernah dipamerkan sebelumnya.
BACA JUGA:Harga Tiket Allo Bank Festival 2025 di Istora Senayan, Ada Idol Kpop Treasure hingga XODIAC!
Pameran ini mengajak kamu untuk menyusuri peta waktu, menghubungkan masa lalu kolonial Indonesia, tantangan ekologi masa kini hingga sejarah mitologi lokal.
Mengaburkan batas antara sejarah, mitos, dan fiksi, mengajak kita untuk merenungkan keterhubungan manusia dengan sejarah berlapis, alam, dan waktu.