“Bukan hanya memantau dan melihat jamaah di dalam tenda, tapi juga kita sweeping itu harus selalu mengungkap apa yang ada di dalam tenda itu," jelas Harun.
Barang-barang jamaah yang tertinggal akan dikumpulkan di satu titik dan didistribusikan kembali ke sektor-sektor melalui transportasi khusus.
BACA JUGA:Menag Jamin Seluruh Jamaah Haji Wukuf di Arafah, Termasuk yang Sakit Berat
Termasuk barang jamaah yang tertinggal nanti akan diakomodir di satu tempat. Kemudian nanti setelah terkumpul akan siapkan bus atau mobil untuk bisa membawa barang tercecer itu ke kantor daker lalu didistribusikan ke sektor-sektor.
Sebagai antisipasi darurat, Harun menyebut skenario evakuasi telah disiapkan, termasuk koordinasi dengan otoritas keamanan Saudi.
BACA JUGA:Menag Jamin Seluruh Jamaah Haji Wukuf di Arafah, Termasuk yang Sakit Berat
"Kita persiapkan di setiap pergerakan. Ada yang kita skenariokan berdasarkan delay kendaraan. Termasuk juga cara apabila ada kepadatan, makanya kita berkoordinasi langsung dengan otoritas keamanan di sini,” lanjutnya.
Ia juga mengapresiasi berbagai inovasi dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Mulai dari pengamanan, transportasi, hingga pelayanan tenda dan katering.
BACA JUGA:Jamaah Haji Indonesia Selamat Jalani Puncak Ibadah, Tak Ada yang Tertinggal di Muzdalifah
"Sebetulnya inovasi yang diterapkan luar biasa demi untuk memberikan keamanan, kenyamanan dari semua sisi. Sudah terlihat dari segi pengamanannya, pelayanannya... itu nampak sekali," ungkap Harun.
Menutup keterangannya, Harun mengimbau jamaah agar tidak terburu-buru memasuki Masjidilharam untuk melaksanakan tawaf ifadah setelah mabit di Mina.
BACA JUGA:Petugas Haji Indonesia Berjibaku 24 Jam di Mina, Mobil Golf Bantu Jamaah yang Terpisah Rombongan
Sebab, katanya, Masjidilharam sedang padat-padatnya saat ini. Terutama ibu-ibu dan bapak-bapak yang lanjut usia harus didampingi ketika berangkat ke sana. (*)