Muhammad Tohir, tokoh masyarakat di Desa Manusak, menjelaskan bahwa mayoritas warga di desanya merupakan eks-transmigran Timor Timur yang telah menetap sejak tahun 1999 hingga kini. Ia menyampaikan rasa syukurnya atas pendistribusian daging kurban yang dilakukan Dompet Dhuafa, karena keberkahan itu benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat. Bagi mereka, kurban ini juga bentuk kepedulian dan perhatian yang sangat berarti di tengah perjuangan hidup mereka.
“Alhamdulillah atas rasa syukur dan bahagia kami dengan kehadiran Bapak Ibu dari Dompet Dhuafa telah berkunjung sebagai bentuk kepedulian kepada kami umat Islam di Kampung Tatelek Pedalaman, Desa Manusak, Kabupaten Kupang. Ini sangat berarti bagi kami,” ujar Tohir.
Iduladha 1446 H di Desa Manusak dan berbagai wilayah di Nusa Tenggara Timur menjadi saksi nyata bagaimana semangat kurban menembus batas geografis, keyakinan, dan identitas. Melalui program THK Dompet Dhuafa hadir di tengah keterbatasan dan keberagaman, masyarakat saling menguatkan, saling membantu, tanpa memandang perbedaan.
Kisah-kisah di Manusak, tempat para eks-transmigran Timor Timur menetap menjadi pengingat bahwa kurban sejatinya adalah tentang berbagi, menumbuhkan harapan bagi sesama.