Bukan cuma pelancong yang bakal terdampak. Industri pariwisata AS juga ketiban sial. Lembaga promosi wisata Brand USA dipotong anggarannya secara brutal, dari US$100 juta jadi cuma US$20 juta. Bahkan hampir setengah anggota dewan lembaga ini dipecat oleh Departemen Perdagangan AS.
Presiden dan CEO Asosiasi Perjalanan AS, Geoff Freeman, mengatakan bahwa meskipun pemerintah ingin memperbaiki sistem imigrasi dan infrastruktur, memukul wisatawan dengan biaya tambahan justru kontraproduktif.
“Investasi cerdas jadi sulit diterima kalau disertai pungutan konyol pada turis asing dan pemangkasan pada Brand USA,” kata Freeman.
Presiden WTTC, Julia Simpson, juga menyayangkan langkah AS yang dianggap tak ramah pada turis.
“Saat negara lain menggelar karpet merah, Amerika malah menggantung tanda ‘Tutup’,” kritiknya pedas.
Menurut laporan Tourism Economics, minat wisatawan global ke AS sedang anjlok. Prediksi penurunan wisatawan dari Kanada sekira 20,2 persen dan Eropa Barat sekira 4,9% pada 2025 ini.
Jadi, kalau punya rencana ke AS dalam 1–2 tahun ke depan, sebaiknya ajukan visa B1/B2 sebelum 1 Oktober 2025, mumpung belum kena biaya tambahan tersebut.
Visa kunjungan AS berlaku hingga 5 tahun, jadi meskipun belum ada rencana pasti, mengajukan lebih awal bisa jadi langkah cerdas, terutama buat yang tertarik menjajal kartu kredit internasional atau menghadiri event luar negeri.