Pramono Kebut Program 1 RT 1 APAR untuk Tanggulangi Kasus Kebakaran di Jakarta

Selasa 22-07-2025,17:03 WIB
Reporter : Cahyono
Editor : Fandi Permana
Pramono Kebut Program 1 RT 1 APAR untuk Tanggulangi Kasus Kebakaran di Jakarta

JAKARTA, DISWAY.ID - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akan terus melanjutkan program 1 RT 1 APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk menanggulangi kasus kebakaran.

Menurut Pramono, program tersebut sudah terbukti mampu mencegah kebakaran meluas di permukiman padat.

BACA JUGA:BMW Astra Siapkan Layanan Antar Gratis ke GIIAS 2025, Terbuka untuk UMUM!

BACA JUGA:Pameran FHI 2025 Resmi Dimulai, Fokus pada Inovasi dan Keberlanjutan Industri Kuliner dan Perhotelan

"Itu terbukti ketika di Tambora relatif RT-RTnya sudah mempunyai alat pemadam kebakaran maka dampaknya itu menjadi lebih kecil," kata Pramono di Pasar Santa, Jakarta Selatan pada Selasa, 22 Juli 2025.

Mas Pram sapaan akrabnya, penanganan kebakaran akan menjadi salah satu prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. 

Di sisi lain Pramono mengungkapkan, penyebab tertinggi kebakaran di Jakarta karena korsleting listrik.

Diketahui kebakaran rumah kontrakan yang terjadi di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu, 19 Juli 2025 yang menewaskan 4 anak di bawah umur diduga disebabkan korsleting listrik.

"Penanganan kebakaran tetap menjadi prioritas pemerintahan yang saya pimpin," pungkasnya.

951 Kasus Kebakaran Sepanjang 2025

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat sebanyak 951 kasus kebakaran terjadi sepanjang tahun 2025.

Data kebakaran di Jakarta tersebut tercatat pada periode 1 Januari hingga 20 Juli 2025.

BACA JUGA:30 Ucapan Hari Anak Nasional 2025 Terbaru Penuh Doa yang Menyentuh Hati

Jakarta Barat menjadi wilayah dengan jumlah kebakaran tertinggi yang mencapai 260 kasus, disusul oleh Jakarta Timur sebanyak 242 kasus, dan Jakarta Selatan dengan 200 kasus.

"Sementara itu, wilayah dengan jumlah kebakaran terendah adalah Jakarta Utara dengan 118 kasus," ucap Kepala Seksi Kerjasama dan Kehumasan Mohammad Arief kepada wartawan pada Senin, 21 Juli 2025.

Arief menyampaikan, objek yang paling banyak terbakar adalah bangunan perumahan dengan 345 kejadian.

BACA JUGA:Pameran FHI 2025 Resmi Dimulai, Fokus pada Inovasi dan Keberlanjutan Industri Kuliner dan Perhotelan

Kemudian diikuti bangunan umum dan perdagangan 197 kasus, serta kendaraan 42 kejadian.

Arief mengatakan, penyebab utama kebakaran masih didominasi oleh arus pendek atau korsleting listrik yang menyumbang 635 kasus.

"Faktor lainnya termasuk gas 135 kasus, lilin 39 kasus, serta rokok 32 kasus," terang Arief.

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan, kasus kebakaran sepanjang 2025 ini berdampak terhadap 8.682 jiwa dari 2.248 kepala keluarga (KK).

Total luas area terdampak akibat kebakaran sepanjang 2025 ini mencapai total 110.044 meter persegi.

"Korban yang meninggal sebanyak 26 jiwa dan 68 luka-luka," pungkas Arief.

Kategori :