Program ini disesuaikan dengan kebutuhan serta hasil pemetaan wilayah.
Rano berharap pelatihan ini bisa membuka kesempatan bagi para peserta untuk mengasah keterampilan sekaligus memperluas wawasan sebagai bekal menciptakan peluang kerja dan usaha mandiri.
“Saya juga mengajak para camat dan lurah di seluruh wilayah Jakarta untuk berperan aktif dalam program ini. Lakukan pemetaan potensi serta kebutuhan keterampilan masyarakat di wilayah masing-masing. Fokus utama diarahkan pada kelompok usia produktif, pekerja rentan, dan warga yang berminat untuk berwirausaha,” tambahnya.
BACA JUGA:Harapan Puing Pasar Taman Puring, Hidup Pedagang Hancur dalam 4 Jam: Utang Masih Banyak
BACA JUGA:Pramono Minta Modernisasi Penanganan Lumpur Waduk Pluit, Jangan Dikeruk tapi Disedot
Mengoptimalkan Penyerapan Tenaga Kerja
Kepala Dinas TKTE DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, program pelatihan ini merupakan bagian dari implementasi program 100 Hari Kerja Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja.
"Semoga pelatihan MTU dapat membuka peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau membuka peluang usaha. Sehingga, nantinya dapat mengurangi pengangguran di Jakarta," katanya.
Beberapa peserta pelatihan yang ditemui disway.id, Senin 28 Juli 2025, mengaku senang dengan dibukanya pelatihan di balai latihan kerja karena bisa mengembangkan potensi diri dan dibutuhkan pasar kerja.
BACA JUGA:Rusun JIS Siap Ditempati, Warga Kampung Bayam Terima Kunci Hunian Hari Ini
BACA JUGA:Pramono Bakal Revitalisasi Pasar Taman Puring yang Kebakaran: Itu Pasar Rakyat
Eliana Putri (31), misalnya, mengaku alasan dirinya mengikuti pelatihan kerja di PPKD di Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat ingin dapat mengembangkan minatnya di bidang konten kreator.
Dengan mengikuti kelas di PPKD, dia berharap dapat lebih memahami bagaimana cara membuat konten yang lebih kuat dan menarik. Namun demikian, kata ibu rumah tangga ini, durasi pelatihan perlu ditambah dari semua 45 hari menjadi 3 bulan.
"Agar ilmu yang diserap lebih maksimal. Idealnya, mungkin 3 bulan agar ilmunya lebih mendalam," kata ibu satu anak tersebut.
Setelah lulus dari PPKD, wanita lulusan D3 Perpajakan yang gemar memasak ini berencana membangun kanal YouTube dengan konten kuliner. "Konten kuliner yang benar-benar bisa menarik banyak orang," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Muhammad Aziz Putra (23) mengaku semula dirinya cuma iseng mengikuti pelatihan kerja di PPKD Jakarta Pusat.