Bantu Penyintas Kebakaran, Dompet Dhuafa & Tokio Marine Life Ajak Anak-Anak Belanja Perlengkapan Sekolah

Kamis 31-07-2025,21:49 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

Di setiap kota, para tenaga pemasaran Tokio Marine Life ikut berpartisipasi aktif mendampingi jalannya kegiatan dan memastikan donasi dapat tersalurkan dengan baik kepada para penerima manfaat.

Yudha Andila, Manager Retail Dompet Dhuafa, menyatakan pentingnya kemampuan literasi untuk mendorong anak-anak agar lebih aktif dalam meningkatkan kemampuan belajar melalui kegiatan membaca.

“Berbicara literasi itu berbicara tentang kemampuan dan keinginan untuk belajar, dengan acara ini mudah-mudahan adik-adik ini senang baca, dan bisa paham apa yang dibaca,” kata Yudha.

Semangat inilah yang ingin dibagikan melalui Pesta Literasi, sebagai langkah kecil untuk membangun kebiasaan belajar yang lebih baik. Komitmen Tokio Marine Life Peduli yang tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. 

BACA JUGA:Ralali Food Hadirkan Inovasi Makanan Siap Santap untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

BACA JUGA:Contoh Studi Kasus PPG 2025 tentang LKPD, Bisa Jadi Referensi untuk Guru!

Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian bisnis, tetapi juga dari seberapa besar kontribusi yang diberikan untuk kehidupan orang lain.

Pendidikan dipandang sebagai hak dasar setiap anak, hak untuk belajar, dan untuk berkembang. Memberikan kesempatan bagi satu anak untuk belajar berarti membuka jalan bagi satu generasi untuk keluar dari keterbatasan.

“Jadi sebagai pondasi bagian dari literasi, betapa minimnya literasi di Indonesia, dan betapa pentingnya anak-anak ini harus dibekali pendidikannya supaya mereka berjalan dengan baik karena mereka adalah generasi penerus bangsa,” ujar Ferawati Gondokusumo, Head of Marketing Communication & Corporate Branding Tokio Marine.

Seperti Rangga, yang mendapatkan secercah harapan dari adanya kolaborasi kebaikan antar Dompet Dhuafa dan Tokio Marine Life Peduli. Rangga adalah salah satu penerima manfaat yang saat ini menduduki bangku kelas 3 sekolah dasar. 

BACA JUGA:MilkLife Soccer Challenge Hadir Kembali, Jadi Wadah Pembinaan Atlet Sepak Bola Putri Masa Depan

BACA JUGA:Pendapatan Tembus Rp3,7 Triliun, MR.D.I.Y. Buktikan Ketahanan Lewat Strategi Jangka Panjang

Ia adalah salah satu penyintas kebakaran Manggarai yang berani menceritakan tentang insiden kelam yang menimpa dirinya dan keluarga.

Saat peristiwa kebakaran melanda hari itu, malam terasa seperti biasa bagi Rangga, ia tinggal bersama ibu, kakak, om, dan neneknya di rumah. Tapi segalanya berubah dalam sekejap saat ledakan dari sebuah ponsel yang sedang diisi daya membangunkan keluarganya dari tidur. Bukan berasal dari rumahnya namun si jago merah dengan cepat melahap rumah mereka.

“Rumah aku pernah kena kebakaran, kan waktu itu kan malem-malem aku lagi tidur, aku dibangunin sama nenek aku, rumah aku kebakar semuanya abis ga ada ke sisa,” cerita Rangga terpatah-patah.

Sejak saat itu, Rangga dan keluarganya tinggal di rumah susun, mencoba bangkit dari puing-puing yang tersisa. Ayahnya telah lebih dulu tiada sejak Rangga berusia delapan tahun, dan kini ia hanya bisa mengirim doa setiap kali salat.

Kategori :