JAKARTA, DISWAY.ID - Direktur Utama I.League, operator kompetisi BRI Super League, Ferry Paulus buka suara soal perizinan suporter tim tamu melakukan perjalanan tandang ketika Super League pada musim 2025/2026.
Pada musim Liga 1 sebelumnya, (nama kompetisi tersebut sebelum berganti nama menjadi Liga Super), suporter tim tamu dilarang menonton pertandingan tandang tim mereka masing-masing.
BACA JUGA:Angin Kencang Landa BSD Sebabkan Pohon Tumbang, BRIN Sudah Beri Peringatan
Namun, larangan ini seringkali diabaikan oleh berbagai kelompok suporter, sehingga klub-klub yang terlibat dikenakan sanksi.
"Kami sedang memfinalisasi (tentang suporter tandang tersebut-red) terutama menyinkronkannya dengan kepolisian. Mungkin dalam satu atau dua hari ke depan ada keputusan mengenai proposal yang kami sampaikan kepada pihak kepolisian," jelas Ferry di Jakarta.
Ferry menyatakan, pihaknya terus berupaya keras mencari solusi yang memungkinkan para suporter tim tamu tetap bisa mendukung tim kesayangannya di tempat pertandingan tim lawan.
"Ada beberapa alternatif. Alternatif yang pertama adalah memberikan permohonan suporter tamu untuk bisa hadir dengan status tanpa masalah, artinya tidak ada rivalitas seperti Persija dan Persib," ungkap dia.
BACA JUGA:Talenta Muda Pesepak Bola Putri Bermunculan di Ajang MilkLife Soccer Challenge 2025 dari Kudus
Lebih lanjut, ia menyatakan, pihaknya tengah memperkenalkan sebuah inovasi pengembangan yang telah disampaikan kepada kepolisian terkait sistem pertiketan.
Meski demikian, Ferry menegaskan, persoalan perizinan itu bukan kewenangan kepolisian, melainkan membutuhkan persetujuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"PSSI sebagai regulator juga harus memberikan persetujuannya, kaitannya dengan sinkronisasi, transformasi dengan FIFA," ujar Ferry.
BACA JUGA:Perkuat Arah Kebijakan, BUMD Jakpro Tunjuk Jubir Anies Jadi Komisaris
Sebab, sebelumnya telah terjadi tragedi Kanjuruhan, yang mengakibatkan setidaknya 135 warga sipil tewas dan ratusan lainnya luka-luka, Liga Sepak Bola Indonesia (LIPI) memberlakukan larangan kehadiran suporter tim tamu.
Keputusan ini diambil sebagai respons atas peristiwa yang terjadi pada pertandingan antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Oktober 2022.