Kalau saja Indonesia merdeka 45 hari sebelum 17 Agustus 1945; mungkin kita lebih beruntung. Bisa punya pemenang hadiah Nobel.
Tokoh itu tewas dipancung tentara Jepang di Ancol tanggal 3 Juli 1945.
Anda sudah tahu siapa nama orang hebat itu: Achmad Mochtar. Setelah dihukum pancung oleh Jepang, mayatnya dimasukkan ke sumur rawa. Lokasinya, kini, di dalam lingkungan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Rawa-rawa di masa lalu.
Anda harus pernah sekali ziarah ke sana. Utamanya para dokter. Tapi Anda harus bayar Rp 150.000. Itu kalau Anda naik mobil bersama satu teman.
Bukan Achmad Mochtar yang mengenakan tarif itu. Tapi itu karena Anda harus melewati gerbang lokasi daerah wisata Taman Impian Jaya Ancol.
Menjelang 17 Agustus Jumat lalu saya ziarah ke makam Achmad Mochtar itu. Saya sudah mencoba jelaskan bahwa saya tidak akan rekreasi. Hanya ziarah kubur. Tetap saja harus bayar Rp 150.000. Dugaan saya: itu karena saya tidak punya surat undangan dari Achmad Mochtar bahwa saya hanya akan ke makamnya.
Tidak diragukan lagi: Achmad Mochtar adalah dokter dan peneliti serius pertama yang dimiliki bangsa ini. Ia-lah yang menemukan teori bahwa orang yang mengalami kekurangan vitamin B1 bisa meninggal dunia --karena sakit beri-beri.
Jenis sakit itu pula yang menyebabkan direktur lembaga penelitian penyakit menular dan genom terkemuka, Lembaga Eijkman, meninggal dunia. Ia berkebangsaan Belanda. Profesor. Dokter. Namanya Anda sudah tahu: W.K. Martens.
Martens juga ditangkap tentara Jepang. Seluruh peneliti dan staf di lembaga Eijkman ditangkap Jepang. Tuduhannya: sabotase. Lewat vaksin. Ratusan orang yang disuntik vaksin bikinan Eijkman meninggal dunia.
Vaksin itu dibuat atas perintah tentara Jepang. Begitu semua yang divaksin mati, W.K. Martens ditangkap. Ditahan. Ia tewas di tempat tahanan Jepang. Achmad Mochtar diangkat sebagai penggantinya. Kali pertama orang Indonesia memimpin lembaga penelitian begitu bermutu. Termasuk menemukan obat untuk sakit malaria yang sangat ganas kala itu.
Begitu ganasnya malaria di Jakarta, zaman itu, sampai Belanda membangun Istana di dekat Gambir --Istana Merdeka sekarang. Kota lama Jakarta dianggap rawan malaria --Jakarta Kota sekarang.
Sebagian peneliti di Eijkman masih dalam sekapan. Belum dihukum mati. Sebagian sudah dipancung. Achmad Mochtar ingin menyelamatkan begitu banyak peneliti dari hukuman pancung. Ia melakukan kontak dengan tentara Jepang. Ia akan bersedia mengaku bersalah asal seluruh staf dan peneliti di Eijkman dibebaskan.
Upaya dokter Achmad Mochtar berhasil. Banyak yang dibebaskan. Tapi ia sendiri harus menanggung akibatnya: dijatuhi hukuman mati. Dipancung. Di bawah pohon besar di Ancol. Umurnya saat itu: 56 tahun.
Pohon itu masih ada. Sudah mati. Diabadikan. Bagian bawahnya dilapisi semen. Dicat warna kayu. Agar tidak lapuk. Bagian atasnya dibiarkan asli. Hanya dilindungi cat yang juga warna kayu. Tentu sudah tanpa ranting dan daun.
Bekas pohon yang dipakai untuk menghukum gantung Achmad Mochtar.--
"Sumurnya di sini," ujar Damanhuri, penjaga makam Belanda itu. Ia pun mengajak saya masuk ke dalam tugu peringatan. Bagian bawah tugu itu segi empat. Terbentuklah ruangan sekitar 3 x 3 meter. "Di bawah lantai ini sumurnya," ujar Damanhuri, lelaki Betawi asli.
Di samping Achmad Mochtar masih ada delapan temannya yang ikut dipancung. Ternyata Jepang tidak membebaskan semua tawanan yang dijanjikannya.
Banyak juga orang Belanda yang dipancung di situ. Kelak, sekian tahun kemudian, setelah sumur berhasil digali, tulang belulang mereka dipindahkan ke lahan seluas 3 hektare di sekitar sumur itu. Itulah komplek Ereveld Ancol sekarang. Anda sudah tahu arti Ereveld --makam kehormatan.
Di atas makam 3 hektare itu nisan-nisan ditancapkan. Warna putih. Mirip makam di Belanda.
Salah satu nisan itu tertulis nama Achmad Mochtar. Juga nama delapan orang dari Lembaga Eijkman. Anda baca sendirilah siapa yang berjasa menemukan di mana lokasi jenasah Achmad Mochtar dibuang Jepang. Banyak literatur tentang ini di Google.
Saya keliling makam itu. Tertata rapi. Terawat baik. Indah. Hijau. Asri. Ada tanggul laut untuk membuat makam tersebut tidak tenggelam. Air laut di luar tanggul memang dua meter lebih tinggi dari makam.
Saat saya duduk di gasebo di atas tanggul itu terlihat betapa rendah makam itu dibandingkan air lautnya.
Sebuah yayasan Belanda membangun, merawat dan mengelola makam ini. Yang bekerja di situ 12 orang. Yayasan tersebut juga membawahkan enam makam serupa di Bandung, Semarang, dan Kembang Kuning, Surabaya.
Sekitar 2.000 nisan putih ada di situ. Ada yang pakai nama banyak juga yang tidak bernama. Mereka adalah pahlawan (Belanda) tidak dikenal. Bacalah tulisan di nisan-nisan itu: Geexecuteerd. Anda sudah tahu artinya.
Achmad Mochtar lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat. Ayahnya seorang guru. Guru yang sangat hebat. Saking hebatnya sampai masuk koran-koran di zaman itu. Koran berbahasa Belanda.
Sang ayah tugasnya berpindah-pindah. Sampai ke Sumsel. Terakhir di Muara Enim. Lalu menyekolahkan Achmad Mochtar ke Jakarta.
Lulus setingkat SMA, Achmad Mochtar masuk sekolah kedokteran Belanda di Jakarta: Stovia.
Zaman itu pendidikan dokter harus sembilan tahun. Achmad Mochtar lulus tepat waktu: 1916. Begitu jadi dokter, Achmad Mochtar ditugaskan ke pedalaman Sumatera Utara. Di Panyabungan. Di dekat Padang Sidempuan.
Di Panyabungan itulah Achmad Mochtar bertemu peneliti Belanda: W.A.P Schüffner. Si Belanda sedang meneliti penyakit malaria. Ia melihat kemampuan dan kepintaran Achmad Mochtar. Ia pun membuat rekomendasi ke pemerintah Belanda: agar Achmad Mochtar bisa meraih gelar doktor di Belanda. Achmad Mochtar sendiri lantas menganggap W.A.P Schüffner sebagai mentornya.
Di Amsterdam, dr Achmad Mochtar berhasil mencapai gelar doktor. Tahun 1927 --tepat di saat itu di Surabaya lahir Persebaya --Soerabhaiasche Indische Voetbal Bond (SIVB).
Dalam disertasi doktornya, Achmad Mochtar menyangkal menemukan sebelumnya bahwa leptospira sebagai penyebab demam kuning.
Tahun itu juga Achmad Mochtar kembali ke Hindia Belanda dan melanjutkan penelitian tentang leptospirosis. Yakni penyakit menular akibat gigitan nyamuk dan lingkungan yang kotor.
Sayang sekali Achmad Mochtar tewas dipancung Jepang. Seorang ahli sejarah asal Inggris menilai ia layak mendapat hadiah Nobel.
Belakangan, di masa damai, barulah ketahuan: tuduhan Jepang itu salah. Jepang hanya cari kambing hitam. Agar ada yang harus bersalah. Belakangan diketahui bahwa vaksin yang disuntikkan itu telah tercemar. Penyebabnya: kurang hati-hati dalam pengirimannya. Kurang aman.
Yang mengirim vaksin itu tentara Jepang sendiri. Mereka tidak tahu prosedur yang benar bagaimana mengirimkan vaksin.
Ilmuwan yang begitu hebat telah jadi korban kambing hitam. Tragis sekali. Dihukum pancung.
Lebih sebulan kemudian bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Jepang menyerah kalah. Indonesia merdeka. Achmad Mochtar telanjur dipancung dan dimasukkan sumur.
Sampai 80 tahun kemudian tetaplah hanya Achmad Mochtar yang layak dapat Hadiah Nobel. Sampai hari ini.
Saat ziarah kemarin itu saya ingin menyerahkan hadiah Nobel kepadanya. Tapi saya bukanlah ketua yayasan Nobel.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 16 Agustus 2025: Telat Merdeka
Ima Lawaru
Tulisan Abah berjudul PESTA APA hari ini tetiba mengingatkan saya kembali pada 70 orang anak dari Pulau Tomia, yang sedang digembleng di istana untuk tampil di upacara kenegaraan pada 17 Agustus lusa. Anak-anak ini adalah pelajar SD dan SMP. 35 pelajar dari Kecamatan Tomia Barat. 35 pelajar dari Kecamatan Tomia Timur. Dari Tomia Timur ini full anak-anak alumni dan atau sedang bersekolah di SDN 2 Timu. SDN 2 Timu adalah almamater saya, dimana saya lulus tahun 2000. SDN 2 Timu terletak di Desa Timu, dimana konon tarian Sajo Moane berasal. Tarian Sajo Moane atau Eja-Eja inilah yang akan ditampilkan pada pesta rakyat lusa itu. Tarian ini menggambarkan peperangan menggunakan parang di masa silam. Adu parang sepertinya melambangkan keberanian orang Tomia dalam menghadapi situasi-situasi darurat. Dalam tarian Sajo Moane, parang yang digunakan bukan parang betulan ya. Tapi parang kayu yang dimodifikasi dan dicat menyerupai parang asli. Oh iya. Satu minggu sebelum berangkat, ada 3 ibu-ibu, dan 1 bapak yang anaknya penari Sajo Moane terpilih, yang datang ke saya minta bulu ayam. Untuk perkakas topi anaknya. Saya memang jual ayam kampung. Tapi tidak menjual bulunya. Saat ayam disembelih, bulunya sudah terendam air panas. Lalu dibuang ke semak-semak di belankang rumah. Jadi saya suruh cari saja di semak-semak belakang, siapa tahu masih dapat yang bagus. Hihi.
Wilwa
Itulah salah satu hit lagu Hindia berjudul Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya. Yang digubah Daniel Baskara Putra. Lahir 22 Feb 1994. Sekarang berumur 31 tahun. Lulusan UI. Jurusan Komunikasi. Selain itu banyak hit lain seperti Kita ke Sana, Membasuh, dll. Saya pribadi walau generasi Iwan Fals sangat menyukai pesan-pesan yang coba Baskara Putra sampaikan. Walau seperti yang diungkapkan dia ke Gita Wirjawan bahwa dia dkk sudah merasa capek dalam mengkritik lewat lagu. Gita Wirjawan dengan bijak memberi semangat dan menaruh harapan besar kepadanya. Begitulah fenomena generasi muda yang tak melihat masa depan cerah negeri ini. Gita Wirjawan menekankan pentingnya penegakan hukum sebagai kunci menuju Indonesia Emas 2045. Gita memberi contoh Singapura dan rakyatnya. Saya setuju bahwa untuk menuju Indonesia Emas kuncinya ada di penegakan hukum. Yaitu hukuman mati kepada koruptor! Sita harta koruptor! Tak ada solusi lain sebelum itu dilakukan. Lalu Pajaki Kekayaan ribuan orang super kaya di negeri ini seperti usulan CELIOS. Masalahnya adalah apakah ada kemauan dari pembuat UU di negeri ini yang dikuasai segelintir / few orang super kaya. Yang serakah. Serakahnomics kata Presiden. Nah, tantangannya adalah maukah Prabowo memajaki ribuan super kaya. Bukannya menaikkan PBB atau PPN yang menyasar rakyat kebanyakan. Prabowo juga bilang Capital Outflow yang dilakukan serakahnomics. Solusinya adalah meniru strategi perbankan Tiongkok. Belajarlah dari Tiongkok. Duh text limit
Wilwa
Bicara penyanyi. Saya adalah penggemar musik. Barat, Indonesia, Mandarin, Jawa. Farel Prayoga yang disebut adalah kisah sedih. Belakangan saya melihat fenomena penyanyi yang mulai punya basis fans ratusan ribu orang yang mewakili keresahan generasi muda. Keresahan atas kondisi global dan lokal ipoleksosbudhankam. Penyanyi ini begitu fenomenal. Mengingatkan saya pada Iwan Fals pada zamannya. Penyanyi ini sampai diwawancarai selama satu jam oleh Gita Wirjawan selama satu jam. Dari podcast sejam itulah, saya bisa melihat kedalaman pemikiran dan literasi Baskara Putra. Sebelum comment aneh-aneh, saya sarankan Anda menyimak dahulu youtube/podcast Gita Wirjawan: Dunia Distopia Baskara Putra @Hindia | Endgame #146. 19 Jul 2023. Mengapa? Karena Baskara ini dituduh macam-macam seperti penganut satanisme. Begitulah netizen Indonesia yang terkenal dangkal literasi. Baskara punya tiga band Feast (2012), Hindia (2018) dan Lomba Sihir (2021). Dia masih aktif di 3 band tersebut.
Sri Wasono Widodo
MERDEKA! Farel Prayoga telah merdeka. Asetnya termasuk properti, sejumlah uang dengan nominal M telah dikembalikan oleh Ibu tirinya. Albumnya bersama ibu kandungnya bertajuk "Rindu Ibu" sukses di pasaran. Kita semua prihatin masih banyak anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya. Bukan karena kemiskinan, namun karena integritas dan rasa tanggung jawab yang kurang.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
WAR TIKET ISTANA: DARI UPACARA JADI KONSER DADAKAN.. HUT RI ke-80 di Istana tahun ini punya “bumbu” baru: masyarakat bisa hadir dengan cara nge-war tiket online. Rasanya seperti rebutan tiket konser Coldplay—bedanya, panggungnya Istana, artisnya Presiden, dan MC-nya protokol kenegaraan. Kuota 16 ribu undangan (80% untuk masyarakat) habis dalam hitungan menit. Hari pendaftaran, 142 ribu orang menyerbu situs. Bahkan 34 ribu langsung masuk di detik pertama—mungkin beberapa sampai lupa nyalakan kompor nasi. Fenomena ini menunjukkan dua hal. Pertama, semangat 17-an ternyata bisa dibangkitkan bukan hanya dengan lomba balap karung, tapi juga balap klik tombol “Daftar”. Kedua, acara kenegaraan sekarang bersaing ketat dengan event hiburan. Di sisi lain, “war tiket” ini bisa jadi bukti kecil bahwa rakyat rela antre (meski online) untuk sesuatu yang mereka anggap bermakna. Apalagi, suasana di hari H bukan sekadar formal—ada nuansa pesta rakyat, foto bersama, bahkan peluang viral di media sosial. Tahun depan? Siapa tahu ada “early bird” tiket, bundling kaos merah putih, atau flash sale kemerdekaan. Karena kalau rebutan kursi di Istana sudah mirip konser, jangan-jangan kita sebentar lagi perlu tiket presale.
Mpok Dipa
Semoga Farrel tidak seperti beberapa artis² lainnya yg mengalami kasus hampir sama dengannya. Menjauh dari orang tua yg belum paham memanage uang tapi 'tertangkap' oleh orang yang 'paham' ilmu ekonomi. Peribahasanya "Keluar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau". Semoga lebih sukses kedepannya atas ijin Allah. Aamiin
Komentator Spesialis
INGATAN TEXT Saya benar benar kagum pada Prabowo. Bukan apa apa. Ini kali yang kesekian, Prabowo pidato tanpa text, dan mampu bicara rinci dari gelar, nama seseorang, sampai menyebutkan angka angka secara benar. Suatu hal yang luar biasa, apalagi untuk seseorang yang sudah berumur seperti Pak Prabowo. Beliau punya inteligent dan daya ingat yang luar biasa. Saya pertama kali melihat kemampuan luar biasa ini saat acara pelantikan Presiden. Dalam pidatonya, Prabowo mampu menyebutkan nama lengkap setiap delegasi beserta gelarnya. Kalau saya, jangankan gelar, namanya saja kadang lupa. Apalagi nama lengkapnya. Dan yang terakhir, beliau tunjukkan dalam Sidang Paripurna pidato kenegaraan penyampaian RUU APBN 2026 tanggal 15 Agustus kemaren. Beliau mampu sampai menyebutkan masing masing wakil presiden ke berapa untuk Pak JK, Boediono dan Pak Ma'ruf Amin. Dan juga angka angka dalam APBN.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
MENGAPA BANYAK KOMENTATOR SERING MENYEBUT KONOHA: NEGARA MANA ITU? Konoha adalah singkatan dari Konohagakure, desa fiksi di anime Naruto karya Masashi Kishimoto. Terletak di Negara Api (Land of Fire), Konoha dipimpin Hokage dan dikenal dengan Gunung Hokage, gerbang berlogo daun, serta hutan lebat di sekitarnya. Namun, di dunia maya Indonesia, “Konoha” sering jadi kode tersamar untuk menyebut Indonesia. Alasannya beragam. 1). Pertama, dunia Konoha di Naruto penuh intrik politik, tokoh unik, dan drama yang terasa “akrab” dengan situasi di negeri kita. 2). Kedua, ini cara aman menghindari sensor atau perdebatan panas—menyindir lewat fiksi terasa lebih ringan. Selain itu, ada unsur humor dan rasa kebersamaan. Menyebut “Konoha” membuat komentar jadi inside joke bagi yang paham referensinya. Padanan istilah pun muncul: Hokage = Presiden, Chunin = PNS, Akatsuki = oposisi. Bagi yang tahu, ini bukan sekadar lelucon, tapi gaya komunikasi khas warganet. Bagi yang belum tahu, mungkin akan bertanya-tanya: "Konoha itu di peta sebelah mana?” Jawabannya: Ada. Tapi di dunia ninja fiksi. Tidak ada di Google Maps.
heru santoso
Cerita Farel bisa pula jadi simbol untuk memulai kebangkitan ekonomi kita. Simbolnya sekarang, mulai bangkitnya kita tunggu : Tiga bulan lagi, Semester depan, Setahun lagi, ...atau : kapan-kapan (jadi ingat cerita sarasehan di Bandung itu)
Ibnu Shonnan
Bulan Agustus adalah bulan fakta. Iya. Coba lihat di kampung-kampung. Atau di gang-gang kota. Bagaimana rakyat mengekspresikan cinta negaranya. Mulai dari pasang bendera dan umbul-umbul. Iuran untuk panitia dan hadiah beberapa lomba Agustusan. Atau juga itu untuk karnaval dan sound horeg. Rakyat suka rela membayar iuran itu. Sekarang ganti, pernah ngak dengar para pejabat negara iuran untuk acara Agustusan? Jelas bukan, siapa yang cinta NKRI dari hati dan yang karena gaji?
heru santoso
Note 02: (catatan perjalanan yg tertinggal) Passport, visa, dan tiket one way —semua sudah aman di tangan. Vietnam anggota ASEAN, visa free. China sangat mudah dan tidak mahal untuk mendapatkan visa. Prosedurnya: 1. melengkapi data secara online via www.visaforchina.org. 2. Print dan bawa dokumen ke visa center. 3. Tunggu 3 hari kerja utk ambil visa dan bayar 400rb + service fee 370rb. Tapi belakangan aku sadar, yang lebih penting dari dokumen perjalanan itu adalah menyiapkan ruang dalam diri. Ruang untuk kejutan baik atau kekacauan kecil yang mungkin datang tak terduga. Karena siapa tahu nanti aku akan tersesat di tengah hiruk pikuk Ho Chi Minh. Salah naik bus, bingung menemukan driver grab atau berdiri canggung di antara kerumunan lokal yang sibuk menjalani hidup. Atau justru, di tengah kesalahan kecil itu, aku bertemu seseorang—entah itu seorang mahasiswi lokal, sesama pelancong, atau nenek penjual Pho—yang kelak menjadi bagian penting dari cerita perjalanan ini. Beberapa hari terakhir, aku mulai menjalin koneksi dengan teman-teman baru lewat obrolan online. Percakapan ringan kami tentang tempat makan favorit, cuaca, atau hal-hal yang sepele dan menyenangkan. Tapi ada harapan bahwa saat kami akhirnya bertemu di dunia nyata, akan ada percakapan yang lebih intim. Saling bercerita sambil berjalan menelusuri trotoar, menyusuri gang-gang sempit menuju warung Pho paling legendaris di kota.
Echa Yeni
"dan Saya akan perintahkan pindad buat lebih banyak peluru.sebab meskipun satu untuk satu koruptor tapi udah kebanyakan koruptor meski sebagian masih calon"
Hasyim Muhammad Abdul Haq
Kata Pak Dahlan Iskan, ada banyak anak pengussha sukses yang anaknya tidak ingin melanjutkan usaha orang tuanya. Alasannya, jika berhasil, tetap saja nama bapaknya yang dianggap berhasil. Sedangkan kalau usahanya bangkrut, dia akan disalahkan. Saya jelas bukan anak yang seperti itu. Saya justru ingin sekali orang tua saya bisa memberikan usaha yang sudah besar ke saya. Faktanya, usaha saya harus saya mulai dari nol. Nol usahanya, nol uangnya. Dengan terpaksa. Saya justru sekarang berharap bahwa anak saya nanti, (jika memang mau melanjutkan usaha saya) dia tidak perlu memulai dari nol lagi. Jika dia memang mau, maka usaha harus sudah di posisi siap menjadi lebih besar. Sebagai orang jawa -seperti Farel Prayoga- saya selalu merasa heran kenapa (kebanyakan) orang jawa tidak bisa melanjutkan bisnisnya ke anaknya. Kakek saya termasuk kaya di tahun 60-70an. Tapi di akhir hayatnya, usahanya bangkrut. Orang tua saya harus mulai dari nol lagi untuk usaha. Alhamdulillah berhasil. Orang tua saya kaya. Tapi di akhir hayatnya, mereka juga kaya. Tapi sekali lagi, di akhir hayatnya, mereka bangkrut juga. Saya pun harus memulai dari nol lagi. Sekarang, belum kaya-kaya banget. Tapi saya sudah punya niat kuat agar kalau nanti anak saya ingin usaha, dia tak lagi mulai dari nol. Minimal modalnya harus sudah ada, biar cepat besar usahanya. Jangankan menghabiskan uangnya anak seperti cerita Farel, tidak memberi modal yang cukup ke anak saja semoga tidak saya lakukan.
Wilwa
MUI adalah bikinan Orde Baru dengan tujuan utama mengendalikan ormas keagamaan macam NU, Muhamadiyah, dll. Bubarnya Orde Baru menurut saya membuat MUI tak lagi relevan. Indonesia bukan negara agama. Itu kata Gus Dur. Tapi negara hukum. MUI jelas ormas eksklusif Islam. Dia tak mencakup seluruh WNI yang multi agama. Mempertentangkan zakat dengan pajak jelas pemikiran ekslusif. Pada hakikatnya tak ada beda antara pajak dan zakat. Atau dengan perpuluhan di Kristen. Pada dasarnya adalah bagaimana mendistribusikan kekayaan. Itu intinya. Hakikatnya. Pada dasarnya adalah Ekasila. Yang dicetuskan Sukarno sebagai intisari Pancasila. Ekasila. Gotong Royong. Sosialisme. Pemerataan. Apapun istilahnya. Intinya adalah mengentaskan kemiskinan ekstrem. Pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak, murah bahkan bila perlu gratis. Caranya? Sharing kekayaan. Pajaki super kaya. Bisa lewat Pajak Progresif 50% ++ untuk income di atas 10 milyar per tahun misalnya, Pajak Kekayaan 2% (anggap saja zakat). Pajak Warisan progresif untuk warisan yang nilainya lebih dari 10 Milyar misalnya. Pajak progresif untuk rumah ketiga. Pajak windfall untuk pengusaha tambang dan perkebunan skala besar. Pajak Capital Gain progresif untuk Capital gain lebih dari 10 milyar di bursa saham. Dan masih banyak ide untuk memajaki orang super kaya yang memang harus dipajaki agar serakahnomics bisa diatasi.
Deja Vu
Headline 16 Agustus 2025 Pertamakali, Penjualan mobil Malaysia langgar Indonesia. Penduduk Malaysia 34,3 juta jiwa Penduduk Indonesia 277,5 juta jiwa Penjualan mobil Malaysia 183.366 unit Penjualan mobil Indonesia 169.578 unit 54% warga negara Indonesia hidup dari gaji ke gaji, tiada tabungan Daftar orang terkaya Indonesia : 1.Prajogo Pangestu 2.Low Tuck Kwong 3.R.Budi Hartono Dirjen Imigrasi Silmy Karim mengatakan sebanyak 1000 per tahun, warga negara Indonesia pindah ke Singapura Mengacu dari data 2019-2022 Pembangunan IKN berlanjut Sri Mulyani gelontorkan Rp.6,3 Trilyun di 2026 Sri Mulyani menyamakan pajak dengan zakat.
pak tani
Ko Liang Ai lama tidak berkomentar, semenjak gathering perusuh. Entah kenapa
bitrik sulaiman
Tantiem utk komisaris dihapus Tantiem utk direksi diberikan jika untung. Bukan untung akal2 an. Yg tidak menerima supaya segera berhenti Adakah yg mau berhenti?
Wilwa
Ada 3 jenis owner tambang ilegal : 1) pengusaha 2) penguasa (pejabat, jendral) 3) pengusaha sekaligus penguasa. Nah beranikah Prabowo menggunduli jendral (polisi/tentara) baik yang aktif maupun pensiun? Coba tanya pada rumput bergoyang.
Er Gham 2
Bertahun-tahun lebih dari 1000 TAMBANG ILEGAL beroperasi. Tidak ditindak. Mungkin takut ama BEKING nya. Baru sekarang ditertibkan. Apakah hanya sekedar ditertibkan. Mereka sudah keruk banyak selama ini. Mosok hanya ditertibkan. Kok, tidak ditangkap ownernya, termasuk beking nya. Maling ayam aja digunduli kepala nya. Dengan kaki terpincang-pincang. Owner tambang ilegal gunduli juga dong.
Tivibox
Dalam rapat pengantar nota keuangan di gedung DPR kemarin, Presiden menyoroti soal tantiem BUMN. Ada komisaris yang hanya rapat sebulan sekali, tapi menerima tantiem Rp 40 milyar setahun. Tantiem adalah bagian keuantungan perusahaan yang diberikan kepada komisaris, direksi dan karyawan sebagai penghargaan atas pencapaian kinerja perusahaan dalam setahun. Tantiem daiatur dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/2009 pasal 30. Besarannya adalah : Direktur Utama : 100% Anggota Direksi : 90% dari Dirut Ketua Dewan Komisaris : 40% dari Dirut Anggota Dewan Komisaris : 36 % dari Dirut. Berdasarkan perhitungan tersebut, jika Dirut menerima tantiem Rp 100 milyar setahun, maka Ketua Dewan Komisarisnya menerima setidaknya Rp 40 milyar . Yang lain-lain bisa dihitung sendiri. Ternyata jumlahnya memang luar biasa.
sinung nugroho
Di bawah, Wilwa bilang tidak perlu MUI krn Indonesia bukan negara agama. Saya setuju Indonesia bukan negara agama, namun saya sangat setuju MUI harus ada untuk "menaungi" warga negara yang beragama islam. Biarkan MUI mengeluarkan fatwa berkaitan dengan agama Islam, supaya bukan Kementerian Agama cq pemerintah. Di negara S'pore, Lebanon yg jelas2 negara sekuler ttp ada lembaga sejenis MUI
Er Gham 2
Jangan joget di istana. Joget joget lah di Jalan Merdeka, di luar istana. Dibantu sound system dari tim Sound Horeg.
Runner
Mereka memulai jam 01.00 dini hari. Itu yang dilakukan emak emak. Menyiapkan dagangan di rumah. Memasak penganan kue kue, makanan untuk sarpan pagi. Semuanya untuk dijual. Kok pagi amat. Iya karena emak emak itu akan kejar kereta sebelum shubuh. Kereta pertama dari arah barat menuju Jakarta. Berangkat sebelum shubuh. Para peragang masih boleh naik bawa dagangan. Emak emak tiba di pasar pas matahari baru nongol. Dagangan digelar, semoga sebelum siang dagangan habis dibeli. Semoga emak emak bisa ikut pesta keriuhan 17 an dikampung masing masing. Secuplik cerita dari video yang beredar ttg pejuang pencari nafkah.
Denny Herbert
ISTANA RAKYAT. Mungkin besok tidak hanya dipenuhi oleh para pejabat saja, tetapi para petani, nelayan, dan Pejuang2 kecil pencari nafkah.. biarlah ISTANA menjadi adem oleh para penjual es teh dari stasiun juanda yg hanya selemparan batu lokasinya dari Istana..
yea aina
Mungkin jadi yang pertama, peringatan "tujubelasan" tidak dilakukan di ibukota negara. Kabarnya akan diselenggarakan di daerah khusus Jakarta saja. Selain lebih irit ongkos, ini bukti bahwa pemindahan ibukota negara ke tempat yang baru, terlalu grusa-grusu dan sangat terburu-buru. Ibukota baru yang menjadi simbol warisan mangkrak. Pernah "didongengkan" telah diantre ribuan investor luar dan dalam negeri. Tapi terpaksa dibiayai dompet APBN yang makin tipis. Kritis. Ambisi besar tanpa dukungan dana memadai. Belanja proyek dibesarkan. Biaya utang makin menjulang. Akan sulit dilupakan siapapun.
Er Gham 2
Judul podcast nya, ayah judol ibu tiri jahat. Wah, masih ada aja yang main judol. Heran, belum tuntas juga berantasnya. Dalam pidato kenegaraan kemarin, harusnya bahas juga tentang tidak mampu nya pemerintah berantas judol. Apa karena server nya di luar negeri. Atau ada faktor lain. Kalau tidak mampu, minta bantuan dong ke negara lain. Susah kayaknya. Gak ada penurunan. Bandar semakin berjaya. Harusnya yang kemarin di tangkap karena berhasil buat bandar rugi justru diberikan kesempatan. Kesempatan melatih semua warga, agar semua bandar rugi dan bangkrut. Atau ada faktor lain?
Tivibox
"Farel kini di Jakarta. Sekolah di ibu kota --apa masih ibu kota ?" tanya Pak Dahlan Saya bantu jawab sesuai yang saya tahu. Jakarta, secara de facto masih sebagai Ibu Kota Negara RI. Walaupun UU IKN sudah diundangkan, secara real aktivitas pemerintahan berpusat di Jakarta. Lalu, kapan ibu kota negara pindah ke IKN ? YNTKTS...