JAKARTA, DISWAY.ID - Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia yang merayakan 80 tahun Kemerdekaan, sekaligus 20 tahun menuju cita-cita Generasi Emas 2045.
Anak-anak sebagai penerus bangsa memegang peranan utama, namun tantangan besar masih menghadang, terutama di sektor kesehatan.
Salah satu masalah utama adalah anemia defisiensi besi yang masih banyak dialami anak Indonesia dan berdampak serius pada perkembangan kognitif serta kemampuan belajar mereka.
Kolaborasi untuk Generasi Emas
Upaya mewujudkan generasi sehat tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi lintas sektor: pemerintah, swasta, akademisi, media, hingga masyarakat.
Dengan semangat itu, Sarihusada, yang berdiri sejak 1954 di Yogyakarta, konsisten menghadirkan inovasi nutrisi berbasis sains sesuai kebutuhan anak Indonesia.
Memasuki usia 71 tahun, Sarihusada kembali menegaskan komitmennya mendukung tumbuh kembang anak melalui berbagai inisiatif, produk bergizi, dan edukasi gizi yang relevan.
Yogyakarta, Rumah Riset Nutrisi Anak
VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, menjelaskan bahwa Yogyakarta memiliki makna penting sebagai tempat berdirinya pabrik pertama Sarihusada sekaligus pusat riset dan inovasi.
“Dari Yogyakarta, kami menghadirkan solusi nutrisi untuk anak Indonesia, mulai dari pendirian PAUD Generasi Maju di Taman Pintar, program edukasi Duta 1000 Pelangi, hingga kerja sama dengan pemerintah daerah untuk pencegahan stunting dan tanggap bencana,” ungkap Vera.
Sejak awal, melalui produk SGM yang kini berevolusi menjadi SGM Eksplor, Sarihusada telah menutrisi puluhan juta anak di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 28 Agustus 2025 Lengkap Sinopsis, Nonton Film Aksi-Drama Gratis
Anemia Masih Jadi Tantangan Serius
Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 6–59 bulan mencapai 38,4% atau satu dari tiga anak balita Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari lima negara dengan kasus anemia tertinggi di Asia Tenggara.
Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani Sp.A, menegaskan bahwa anemia tidak bisa dianggap sepele.
“Zat besi berperan membentuk hemoglobin dan neurotransmitter penting di otak. Kekurangan zat besi berisiko menurunkan konsentrasi, daya ingat, semangat belajar, hingga kemampuan psikomotor anak,” jelasnya.
Ia menambahkan, pencegahan sejak dini dapat dilakukan melalui pola makan kaya zat besi, konsumsi vitamin C, pemeriksaan berkala, serta susu pertumbuhan yang melengkapi kebutuhan nutrisi anak.